PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang membuka rekrutmen pegawai besar-besaran. Namun, di balik ini sesungguhnya ada satu hal yang harus disiapkan oleh pegawai baru, yakni kesiapan mental untuk dihujat.
Selain artikel mengenai penerimaan pegawai PLN ini, terdapat pula mengenai film Kartini garapan Hanung Bramantyo, dan kontroversi Ujian Nasional Berbasis Komputer yang akan dilaksanakan sebentar lagi. Berikut lima artikel headline Kompasiana.
1. PLN Terima 6.056 Pegawai Baru, Syarat Utama Harus Siap Dihujat?
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang membuka rekrutmen pegawai besar-besaran sebanyak 6.056 sepanjang 2017 ini. Menurut Kompasianer Endro S. Efendi, pelamar yang berminat haruslah mempersiapkan mental untuk dihujat. Mengapa?
Endro berpendapat bahwa bekerja di PLN, ketika tidak pernah padam, warga tenang-tenang saja. Tetapi begitu listrik padam sebentar saja, barulah warga ngomel-ngomel sampai mengeluarkan sumpah serapah.
Apabila pegawai PLN bekerja di tempat yang jarang mengalami pemadaman listrik, tentu tidak akan merasakan dampaknya. Namun, untuk yang ditempatkan di wilayah yang kerap terjadi pemadaman seperti daerah Tarakan, Kalimantan Utara, tentu pegawainya sudah kenyang akan hujatan tersebut. Maka dari itu, para pegawai baru rasanya perlu membentengi diri dengan teknik pengendalian diri yang efektif agar "kebal" terhadap hujatan tersebut.
Baca kisah nyata seorang pegawai PLN yang terkena dampak hujatan tersebut di tautan berikut ini.
2. Interpretasi Kartini ala Hanung Bramantyo
Mengenai filmnya, Kartini garapan Hanung Bramantyo ini digambarkan sebagai sosok yang penuh semangat, daya imajinasi tinggi, agak bandel, dan lincah. Selain itu, layaknya tipe film lain karya Hanung, film ini agak dramatis dan mengharu biru seperti sinetron.
Baca keseruan film Kartini yang lain melalui artikel pada tautan berikut ini.
3. Berharap Ujian Nasional Berbasis Komputer akan Minimalisasi Kecurangan
UN selama ini kita kenal dengan memakai kertas telah menjadi sorotan besar-besaran, dari maraknya kecurangan akan kebocoran soal sampai biaya pencetakan yang memakan waktu dan biaya tidak sedikit.
Peningkatan jumlah sekolah yang menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di tahun 2017 ini melonjak tajam dari tahun 2016. Mendikbud, Muhadjir Effendy berpendapat bahwa UNBK ini dipakai untuk meningkatkan efisiensi, mutu, reliabilitas, integritas, dan kehematan pelaksanaan ujian nasional.
Namun, apakah benar UNBK bisa menghilangkan kecurangan atau bocornya soal tersebut? Simak ulasan lengkap Agus Oloan di sini.
4. Tradisi Ceng Beng di Indonesia, Dewasa Ini
Menurut Kompasianer TJIPTADINATA EFFENDI, tahapan pertama yang dilakukan adalah mengecat ulang tulisan yang ada pada batu nisan dan membersihkan makan leluhur agar tetap rapi dan terawat.
Beragam versi banyak dilakukan dalam tradisi Ceng Beng ini. Tetapi, pada akhirnya tujuan tradisi ini bertujuan sama yakni menghormati para leluhur yang walaupun secara fisik tidak ada tetapi dalam hati anak cucu mereka selalu hidup. Selengkapnya.
5. Menahan Rindu Boleh, tapi Menahan Ini Sebaiknya Jangan
Selain kurang serat dan cairan tubuh, penyebab konstipasi yang alin adalah gangguan makan, perubahan diet, stress, sampai pada kondisi medis tertentu (kanker usus besar dan penggunaan obat).
Konstipasi dapat dicegah dengan memakan makanan yang kaya akan serat seperti gandum utuh, sayur, dan buah-buahan. Namun, jangan langsung meningkatkan serat secara drastis karena bisa-bisa membuat perut kembung sampai menimbulkan kram.
Cara lain untuk mencegah konstipasi bisa di baca pada tautan berikut ini.
(FIA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H