Dunia olahraga memang juga menjadi hal yang sangat menarik untuk diulas. Ada banyak cerita dan opini yang mencuat dari dunia olahraga yang dituliskan oleh Kompasianer selama bulan Maret kemarin. Berikut ini adalah 7 artikel olahraga yang paling banyak dibaca selama Maret ini di Kompasiana.
#Peringkat 7
All England Open 2017, Kevin/Marcus Memberi Contoh Bagaimana Menjadi Juara
Turnamen tertua dan sangat bergengsi di kalangan pebulutangkis dunia, All England sudah berakhir saat final berlangsung di Barclaycard Arena, Birmingham, Minggu 12 Maret 2017 lalu.
Pasangan ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon akhirnya berhasil menjadi juara All England Superseries Premier 2017. Bertanding menghadapi pasangan dari Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen pada babak final menang hanya dalam dua game dengan 21-19 dan 21-14.
Ganda terbaik Indonesia ini bermain cepat dan sangat cerdas menghadapi Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding. Saat itu Kevin/Marcus kalah 19-21 di gim pertama namun menang pada dua game berikutnya dengan skor 21-13, 21-17.
Artikel karya Hendro Santoso ini dibaca sebanyak 1.150 kali oleh netizen dan menempati peringkat 7 artikel olahraga terpopuler selama Maret lalu.
#Peringkat 6
Sean Gelael, Putra Taipan yang Berusaha Merajut Jalan Menuju F1
Sean dipercaya menguji Toro Rosso STR12 dalam tiga tes resmi F1 yang akan dilakukan pada April ini. Ini kesempatan emas bagi Sean. Tidak semua pebalap muda mendapat kesempatan melaju di lintasan F1. Ditambah lagi Sean menjadi orang pertama dari luar Toro Rosso maupun Red Bull yang dipercaya sebagai pebalap penguji.
Ternyata berdasarkan artikel ini, Torro Rosso dan Red Bull memiliki induk perusahaan yang sama. Kedua tim ini merupakan bagian dari perusahaan minuman berenergi asal Austria, Red Bull GmbH.
Artikel buah karya Charles Emanuel ini dibaca sebanyak 1.512 kali oleh netizen.
#Peringkat 5
Mengapa "Pencurian" Umur Terjadi Lagi di Bulu Tangkis Indonesia?
Pencurian umur ini adalah tindakan yang melanggar peraturan. Di mana pelakunya memalsukan dokumen kelahiran dan memudakan usia mereka agar memenuhi syarat administrasi. Yang terjadi kali ini dilakukan oleh Tabita Christian dan Cahya Kristian yang terbukti memalsukan dokumen kelahiran mereka dan memudakan usia selama satu tahun.
Keduanya disanksi oleh PBSI tidak boleh mengikuti kejuaraan resmi PBSI selama 24 bulan. Tentu saja kasus ini mencoreng wajah dunia bulu tangkis Indonesia. Tindakan ini tidak mencerminkan sikap sportif dan PBSI harus segera mengambil langkah preventif.
Artikel yang juga ditulis oleh Charles Emanuel ini dibaca sebanyak 1.714 kali oleh netizen.
#Peringkat 4
Telah Lahir Ganda Putri Masa Depan Indonesia
Hasil positif yang dibawa dari turnamen berhadiah total 20.000 USD itu menjadi modal berharga bagi keduanya untuk menghadapi dua turnamen selanjutnya, Orleans International Challenge dan Finish Open International Challenge. Mengacu pada penampilan cemerlang di Polandia, target juara pun dipatok tim pelatih di dua turnamen tersebut.
Kemenangan ini memberi harapan bagi masa depan sektor ganda putri Indonesia. Meski jalan keduanya masih panjang setidaknya membuncahkan asa bagi nomor ganda putri di masa depan.
Artikel karya Charles Emanuel ini dibaca sebanyak 2.131 kali oleh netizen.
#Peringkat 3
Format Baru Turnamen Bulutangkis 2018, Miris
Miris menurutnya. Pasalnya format baru yang diharapkan mengakomodir semua kawasan untuk "men-dunia-kan" bulutangkis, ternyata semakin jauh dari harapan. Sebelumnya, seperti diketahui, Afrika dan Amerika sama sekali tidak kebagian turnamen besar seperti Superseries atau Superseries Premiere, dan di format baru ini diharapkan ada perubahan.
Namun, BWF belum juga mengakomodi kawasan yang per-bulutangkis-annya memang lemah ini, selain kebijakan aneh lain tentunya. Sebut saja Singapore dan India Open yang meski sebelumnya kebagian turnamen superseries (turnamen level 3) tingkat partisipasinya memang sudah rendah. Tapi, dimulai tahun depan, negara-negara ini hanya menggelar turnamen kasta ke-empat saja bersama Korea, hongkong dan Thailand yang sebelumnya juga menggelar ajang superseries, otomatis tingkat partisipasinya akan jauh lagi menurun.
Artikel ini dibaca sebanyak 2.264 kali oleh netizen dan menempati peringkat 3 terpopuler Maret lalu.
#Peringkat 2
Meneladani Pelatih Ganda Putra, Herry Iman Pierngadi
Herry I.P, begitu ia biasa dipanggil, melatih di Cipayung pada periode 1993 sampai 2008 dan kemudian kembali lagi di tahun 2011 hingga sekarang. Setelah sukses dengan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang menjuarai banyak titel mulai dari All England, Asian Games hingga Kejuaraan Dunia, kini ia berusaha menelurkan andalan-andalan baru.
Sektor ganda putra memang secara tradisi dan sejarah merupakan keunggulan Indonesia. Gideon/Kevin yang akan menempati peringkat satu dunia setelah juara di All England tahun ini adalah penerus tongkat estafet kejayaan ganda putra Indonesia.
Herry I.P bukan sekedar pelatih yang mengetahui seluk beluk strategi permainan. Ia juga mengenal karakter masing-masing pemain yang dibina. Hal ini penting untuk membantunya menyusun pola latihan dan metode komunikasi yang tepat dengan pemain. Juga ada beberapa hal lainnya yang dapat diteladani dalam kepelatihannya.
Artikel karya Gentur Adiutama ini dibaca sebanyak 3.244 kali oleh netizen.
#Peringkat 1
Ricky Nelson, Wajah Baru Pelatih Sepakbola Indonesia
Saat ini Ricky Nelson memiliki lisensi B AFC, dan sedang mengikuti kursus kepelatihan lisensi A AFC. Dia dikenal sebagai penggiat sepakbola usia muda. Sebelum ditunjuk sebagai kepala di tim junior PBFC, Ricky Nelson melatih tim Villa 2000 yang berubah nama menjadi Celebest FC di Divisi Utama.
Ricky Nelson terlihat jeli dalam memilih pemain, menyusun formasi, dan menentukan pola permainan. PBFC masuk ke semifinal Piala Presiden 2017 sebagai tim yang tidak pernah kebobolan dalam waktu normal.
Indonesia, sekali lagi mendapatkan darah segar kepelatihan seperti yang pernah ditunjukkan Indra Sjafri dengan Indonesia U-19 yang menjuarai AFF U-19 2013 waktu itu dipimpin Evan Dimas, dkk.
Artikel karya Andre Situmorang ini dibaca sebanyak 4.857Â kali oleh netizen.
(yud)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H