Untuk menunjang kemauan teknologi ini, tentu harus disertakan dahulu keinginan dan kesadaran para sineas untuk membuat film yang berkualitas baik. Jika ide sudah "out of the box" dan ilmu perfilman mereka sudah mumpuni, barulah film tersebut bisa terealisasikan dengan tak lupa didukung oleh pihak-pihak yang terkait.
5. Pembajakan
Ini merupakan masalah klasik yang tidak pernah selesai. Mental sebagian penonton Indonesia adalah "yang penting bisa nonton murah". Padahal, harga DVD yang mahal disebabkan oleh pembayaran pajak dan juga royalti.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus lebih bisa dan mau menghargai karya-karya anak bangsa. Ini memang klise tetapi beginilah cara kita menghargai kawan yang beda profesi, sama seperti Anda yang misalnya bekerja sebagai Sales ingin dihargai oleh konsumennya dengan cara memakai atau membeli produk Anda secara kontinu. Beginilah cara kita bisa menghargai para sineas tersebut.
Dari sekian banyak masalah dan kekurangan pada industri perfilman Indonesia ini, bukan berarti kita pesimis, merasa "sudah cukup sampai di sini", dan mengira bahwa film Indonesia tidak akan pernah menyamai kualitasnya seperti film Hollywood. Membaiknya kualitas film Indonesia selama beberapa tahun terakhir merupakan titik cerah untuk melangkah lebih baik lagi ke depannya, agar terus membuat film yang semakin memiliki banyak value.
Terbukti dari beberapa film pendek yang sudah berkibar di banyak festival film internasional, kualitas film-film Indonesia lain yang tayang di bioskop bisa sama baiknya dengan film pendek tersebut. Karena dua-duanya merupakan karya anak bangsa dan kita sama-sama berasal dari tanah air, lalu apa yang membedakan?
--------
Nah, itu tadi adalah beberapa faktor yang mungkin melatarbelakangi mengapa film Indonesia masih kesulitan bersaing dengan film luar negeri. Menurut Kompasianer sendiri bagaimana kondisi sebenarnya perfilman Indonesia ini? Sampaikan juga opini Anda dengan menyertakan label: FILM INDONESIA pada artikel Anda.Â
Salam :D
(FIA/yud)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H