Ternyata kecaman yang diberikan oleh masyarakat terhadap seorang publik figur memiliki alasan tersendiri. Seorang peneliti telah melakukan penelitian soal penghinaan dan permintaan maaf. Lalu ada juga artikel soal sejarah rempah dan kebijakan barang elektronik masuk kabin pesawat.
Berikut adalah lima artikel headline pilihan hari ini.
1. Penyebab Uus, Ernest, dan Inul Kena Boikot
Setiap yang dikatakan oleh para pesohor akan diingat dalam pikiran bawah sadar para fansnya. Sementara dalam pikiran bawah sadar terdapat sebuah nilai yang dipegang teguh oleh seseorang. Jika perkataan seorang yang menyandang predikat semacam Inul melanggar value,dengan cepat pikiran bawah sadar akan meresponnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh  Doktor David R. Hawkins, seseorang yang melakukan penghinaan memiliki energi rendah yaitu 10 pangkat 175. Namun, seseorang yang marah karena di hina memiliki energi lebih kecil yaitu 10 pangkat 150. Selanjutnya, untuk orang dengan rasa bersalah setelah melakukan penghinaan memiliki energi cukup kecil yakni 10 pangkat 30.
Sehingga tak usah heran jika orang yang melakukan hinaan disusul dengan rasa bersalah, tidak akan bertenaga bahkan seketika masa depannya suram. Lalu bagaimana dengan pedangdut asal Kota Pasuruan ini? Simak ulasan lengkapnya pada tautan di bawah ini.
2. Rempah, Harta Karun Nusantara yang Diincar Bangsa Eropa
Bahkan dalam Alkitab ada cerita mengenai kemenyan yang terkenal dengan wanginya yang khas. Kemenyan banyak ditemukan di Sumatera Utara khususnya daerah Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah. Bukan hanya kemenyan yang menjadi incaran, Â Pala (Myristica fragrans), Cengkeh (Syzygium aromaticum), Cendana (Santalum album).
Namun amat disayangkan bahwa rempah-rempah tersebut kini semakin ditinggalkan oleh masyarakat, yang ada hanyalah kisah-kisah masa kejayaannya saja. Bagaimana cerita selengkapnya? Silahkan buka tautan di abwah ini.
3. Setujukah dengan Larangan Laptop dan Kamera ke Dalam Pesawat?
Dunia penerbangan di Indonesia menyatakan kesiapannya untuk memberlakukan hal tersebut. Menurut kompasianer bernama Reli Perdana, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi sebelum menerapkan peraturan ini.
Kendala seperti masih banyak oknum maskapai yang sembarangan memperlakukan barang bawaan penumpang. Sampai-sampai ada kasus kehilangan barang atau rusak karena keteledoran oknum maskapai. Tetapi ada ganti rugi yang akan diberikan oleh pihak maskapai jika ada kasus seperti ini, tapi apakah itu mampu menyelesaikan masalah? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
4. Karawang, Ketika Petak Sawah Menjadi Hotel Mewah
Banayk sekali hotel di sana, tapi Anda keliru jika penginapan itu dihuni oleh wisatawan. Kebanyakan pengunjung menginap karena keperluan bisnis, maklum saja kota ini memiliki sedikit objek wisata. Maraknya pembangunan pabrik dan kantor membawa pebisnis menginap di kota ini.
Menurut irwan, masih banyak pekerjaan rumah untuk instansi terkait dalam perancangan pembangunan Kota Karawang agar memberi kenyamanan pada para warganya. Apa saja PRya? Silahkan baca selengkapnya pada tautan di bawah ini.
5. Institut Musik Jalanan Menghapus Stigma Negatif Pengamen
Akhirnya ia membangun Institut Musik Jalanan  di Kp. Lio, RT 06 / RW 03, Pancoran Mas, Depok. Niatnya membangun institut ini karena ingin mengembangkan bakat musisi jalanan. Beberapa tenaga profesional pun turut dalam mengembangkan skil para musisi ini.
Lalu apa lagi kisah inspiratif dari seorang Andi Malewa? Simak ulasan lengkapnya pada tautan di bawah ini.
(LUK)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H