Perjuangan Petani Kendeng sudah dimulai sejak tahun 2006 ketika PT Semen Gresik merencanakan pembangunan pabrik semen di Pati. Sebagian masyarakat luas baru akhir-akhir ini mengetahuinya baru. Ketika aksi protes di istana gencar disorot media nasional. Padahal perjuangan mereka sangat berliku dan diwarnai aksi kekerasan provokasi hingga kriminalisasi.
Kasus penolakan petani Kendeng ini hanya satu dari ratusan konflik agraria di Indonesia yang tak kunjung diselesaikan pemerintah. Tiap tahunnya bentrok warga dengan pengembang terus bertambah. Lagi-lagi sebagia besar warga menjadi korban, dari korban  kriminalisasi, mengalami kekerasan dan penganiayan bahkan sampai meninggal.
4. Dampak Korupsi e-KTP: Kita 'Dipaksa' Menanggung
Dalam kasus megakorupsi E-KTP, secara materi uang, negara telah dirugikan Rp2,55 triliun. Rp250 miliar telah dikembalikan ke KPK, Rp220 miliar telah dikembalikan korporasi dan Rp30 miliar dikembalikan oleh individu yang sebagian merupakan wakil rakyat dengan jabatan anggota DPR. Nilai Rp2,55 triliun adalah kerugian Keuangan Negara.
Terbayang seberapa kerugian negara ini hanya karena satu kasus. Bayangkan jika kasus kasus lainnya diungkap.
5. Kenapa Orang India Masih Suka Membaca Koran?
Ternyata di India ada beberapa faktor yang melatarbelakangi. Pertama adalah harga, di sana harga koran sangatlah murah. Bahkan jika dirupiahkan maka hanya seharga sekitar Rp 1.000,-
Kedua, adalah budaya baca yang tinggi. Rata-rata orang India menghabiskan 10,2 jam sepekan untuk membaca. Berbeda dengan Indonesia yang menonton televisi selama 20 jam.