Oke, masyarakat wajib berpartisipasi. Tapi pertanyaan kedua kemudian muncul “Kapan teknologi yang membawa Indonesia berjaya di ajang se-Asia ini bisa diimplementasikan dalam penggunaan sehari-hari?”
Sepertinya tidak dalam waktu 2 atau 3 tahun ke depan. Karena sebagai penyelenggara, pihak Shell pun tidak memberikan jaminan bahwa dalam waktu dekat teknologi ini akan segera bisa digunakan.
“Kami sendiri tidak bisa memperkirakan dan memberi jaminan kapan teknologi hasil dari kompetisi ini bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan teknologi yang banyak digunakan oleh industri otomotif saat ini awalnya ditemukan sekitar tahun 80 hingga 90an. Mungkin membutuhkan waktu sekitar 10 tahun atau lebih untuk pengimplementasian,” ujar Koch pada Kompasiana.
Sayangnya, Shell pun tidak berminat untuk memproduksi teknologi hasil implementasi ini menjadi sebuah produk yang bisa digunakan. Bahkan Koch pun melanjutkan bahwa mereka sama sekali belum memikirkan soal pengimplementasian ini. Menurutnya, dalam kompetisi ini Shell hanya ingin menjadi trigger untuk merangsang mahasiswa mengeluarkan ide-ide dan kreativitasnya demi mengubah dunia menjadi ke arah yang lebih baik.
Setelah pengumuman juara dilaksanakan, Kompasiana pun mengajak beberapa anggota tim dari beberapa tim yang menjadi juara untuk berbincang sejenak. Dan beberapa dari mereka berniat untuk mengajukan teknologi ini sebagai proposal pada beberapa pabrikan otomotif untuk mendanai dan mengembangkan penelitian ini. Bahkan ada pula dosen pembimbing yang mengatakan bahwa hasil dari project ini kemudian akan coba dijual pada pihak swasta atau indsutri otomotif yang mungkin membutuhkan. Tentu saja mereka “menjual” ide dari proyek ini bukan berarti “membuang” tapi untuk terus dikembangkan dalam beberapa waktu ke depan agar teknologi ini bisa memberi manfaat pada masyarakat.
Bahkan beberapa anggota tim yang terlibat menyatakan keinginannya untuk terus berkecimpung baik di industri otomotif maupun sumber daya energi. Sayangnya, Shell tidak memberikan jaminan tertentu bagi para juara dari kompetisi ini.
“Kami ingin mereka berkompetisi. Bahkan jika ingin bekerja di Shell pun mereka harus tetap berkompetisi. Tapi tentu saja dengan menjadi juara di gelaran ini akan memberikan nilai tambah bagi presentasi diri mereka masing-masing dan itu akan menjadi pertimbangan,” kata Darwin Silalahi, Country Chairman Shell Indonesia di sela-sela acara ini saat ditemui tim Kompasiana.
Meski demikian, para juara inilah yang harus segera dilirik oleh pemerintah. Ini adalah modal awal dan potensi besar bagi Indonesia untuk ikut serta membawa dunia menjadi lebih baik. Perlu diingat, energi fosil semakin lama semakin menipis, dan Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar serta jumlah kepemilikan kendaraan yang tinggi tentu akan memberi pengaruh yang signifikan jika kita bisa bertransisi dengan menggunakan energi alternatif.
(yud)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H