Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Raja Salman dan Perubahan Arab Saudi hingga Perpustakaan dari Kompasianer, Inilah Headline Pilihan Hari Ini

5 Maret 2017   22:13 Diperbarui: 5 Maret 2017   22:58 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini Kompasiana akan menghadirkan lima artikel dengan label headline untuk hari ini, karena artikel-artikel ini amat disayangkan jika terlewat dari daftar bacaan Anda. Berikut lima diantaranya. 

1. Lukas Podolski, Menuju Petualangan Baru

lukas-podolski.com
lukas-podolski.com
Timnas Jerman adalah salah satu negara dengan pemain-pemain yang selalu menelurkan pemain-pemain berbakat dibidang sepak bola. Salah satu pemain dengan talenta luar biasanya adalah Lucas Podolski. Pemain keturunan Polandia ini merupakan pemain sensasional.

Karier Podolski dimulai kala membela FC Koln tahun 2003, saat itu ia berumur 18 tahun dan menjelma menjadi pemain muda berbakat. Tercatat ia mampu membubuhkan 51 gol dari total 85 laga. Pemain yang terkenal dengan tendangan kaki kirinya mampu membawa klubnya juara Bundesliga 2 pada tahun 2005.

Berkat penampilan menawannya, Bayern Munchen membelinya dengan biaya yang dirahasiakan. Tetapi kepindahannya ke tim Bavaria adalah malapetaka baru, permainannya melempem ditengah ketatnya persaingan di tim inti Bayern. Melihat situasinya tidak menentu, akhrinya Podolski memutuskan kembal ke FC Koln tahun 2009.

Kepulangannya berhasil mendongkrak performa Podolski dan membuat Arsenal kepincut membelinya pada tahun 2012. Awal kariernya di Kota London berjalan mulus namun kedatangan pemain sekelas Alexis Sanchez dan Danny Wellbeck membuat posisinya tergeser. Demi mendapat menit bermain, ia pindah ke Kota Mode Milan untuk bermain berasama Inter milan. Tetapi ia tidak bisa berkembang dan kembali ke Tim Meriam London. Kini di ujung karernya ia memutuskan untuk menolak pinangan klub asal Tiongkok dengan gaji selangit untuk bermain di  salah satu klub Negeri Sakura, Jepang. Mengapa ia pindah? Simak selengkapnya di sini.

(Selengkapnya)

2. Foto Raja Salman - Megawati, Cermin Visi Arab Saudi 2030

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud bertemu Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani di Istana Merdeka didampingi oleh Presiden Joko Widodo, Kamis (2/3/2017). (Laily Rachev - Biro Pers Setpres)
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud bertemu Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani di Istana Merdeka didampingi oleh Presiden Joko Widodo, Kamis (2/3/2017). (Laily Rachev - Biro Pers Setpres)
Foto Puan Maharani bersama Joko Widodo, Megawati Soekarno Putri, dan Raja Salman. Alasannya adalah Megawati saat itu tidak mengenakan kerudung dan raja Salman menebar senyum seakan menandakan reformasi terkait cara pandang hukum Islam khususnya pada kalangan keluarga Kerajaan Arab Saudi menurut Kompasianer bernama Yon Bayu.

Semua ini terkait dengan sejumlah fatwa ulama besar, termasuk mantan mufti Kerajaan Arab Saudi Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, berfoto apalagi dengan wanita yang bukan mahram dan tidak mengenakan busana muslim, termasuk kategori pembuatan gambar yang diharamkan. Meski ada juga ulama yang memperbolehkan, namun hingga sebelum mayoritas masyarakat Arab Saudi cenderung mendukung fatwa Syaikh Bin Baz.

Sikap Raja Salman bukan tanpa alasan sebab Kerajaan Arab telah memperbolehkan kaum wanita untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum. Reformasi ini berasal dari dalam istana sendiri yang dimulai oleh Putri al-Taweel. Perubahan ini tak lepas dari visi 2030  untuk merubah pendapatan Arab Saudi yang tidak hanya mengandalkan minya. Lalu apa saja yang akan dilakukan Kerajaan Arab Saudi? Simak ulasan lengkapnya di sini.

(Selengkapnya)

3. Ketika Kompasiana Mewujudkan Mimpi Literasi

Dokumentasi Bambang Setyawan
Dokumentasi Bambang Setyawan
Kompasiana merupakan wadah bagi warga untuk menuangkan segala ide dalam bentuk tulisan. Hal ini sangat dimanfaatkan oleh kompasianer bernama Bambang Setyawan untuk menyebarkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya.

Kali ini ia menulis soal sosok buruh bangunan bernama Robianto dengan mimpi besar yaitu mematahkan survei UNESCO yang menempatkan Indonesia pada posisi buncit dalam urusan tingkat minat membaca. Sebelumnya, ia memang meminjam sepeda motor tua milik rekannya sesama aktivis Perpusjal, yakni Emik Street Limawaat.

Setelah sang pemilik kembali, motor tersebut dikembalikan. Namun Robi sapaan akrabnya terus melanjutkan mimpinya dengan berjalan kaki. Akhrinya Kompasianer bernama Bambang Setyawan menulis kisah perjalanan Robi di Kompasiana dan mendapatkan tanggapan positif. Dari Amerika, Hongkong, Jerman, Korea, Australia, Jakarta dan kota- kota lain ikut menghibahkan berbagai buku bacaan. Hingga memasuki bulan Oktober, koleksi buku milik Robi yang sebelumnya hanya 200 eksemplar, langsung terdongkrak naik mencapai 400 an judul buku.

 Kini Robi tak hanya memiliki Perpusjal, ia mendirikan Rumah Baca (Ruba). Perjalanan Robi juga di lihat oleh Najwa Sihab seperti foto yang diunggahnya lewat akun Instagram miliknya. Bagaimana selengkapnya kisah inspiratif dari Robi? Lihat selengkapnya di sini.

(Selengkapnya)

4. Perpustakaan, Tempat untuk Menemukan "Akar" Diri

Ilustrasi perpustakaan. CNN.com
Ilustrasi perpustakaan. CNN.com
Perpustakaan adalah salah satu sumber tempat penyimpanan ilmu pengetahuan. Koleksi buku-buku maupun dokumen lainnya yang ada di perpustakaan, dapat membantu kita untuk lebih mengenal dan mendalami tentang suatu hal. Baik tentang ilmu tertentu atau pun catatan-catatan sejarah yang bermanfaat bagi manusia.

Kali ini Kompasianer bernama Berty Sinaulan yang memiliki hobi membaca dan menulis mengunjungi perpustakaan. Kali ini ia tidak menyangka dengan penemuannya sendiri yang mampu menjawab asal muasal hobinya tersebut.

Ternyata hobinya dalam menulis dan membaca telah diturubkan dari mendiang Ayahnya yang juga seorang pewarta majalah bernama MAESA. Ternyata perpustakaan memang menyimpan banyak pengetahuan dan sejarah ya, Kompasianer. Bagaimana kisah lengkapnya? Silahkan buka tautan di bawah ini.

(Selengkapnya)

5. Menulis Esai adalah Bagian Tak Terpisahkan Saat Sekolah di UK

Credit: Depositphotos | Sumber : ruthrumack.wordpress.com
Credit: Depositphotos | Sumber : ruthrumack.wordpress.com
Menulis esai adalah tugas yang rutin ada dalam pelajaran di luar negeri. Gaya penulisan esainya pun berbeda dengan yang ada di Indonesia, di sana semua esai tak boleh mengcopy paste pendapat para ahli. Praktik seperti itu dapat digolongkan kedalam plagiarisme dan diancam dikeluarkan dari kampus atau sangsi yang tegas.

Menurut Kompasianer bernama Fitria Nurbaidah, Setiap informasi yang kita dapat dari buku ataupun paper, harus disimpulkan dan tuliskan kembali dengan bahasa kita sendiri. Lebih lanjut, setiap kalimat yang telah kita olah yang berasal dari buku dan paper harus selalu diakhiri dengan citation yang benar, biasanya mengacu kepada harvard style, yaitu nama akhir penulis koma tahun terbitnya.

Critical writing dan critical thinking adalah dua kunci utama dalam menulis sebuah esai. Karena kita harus bisa menemukan gap antara satu jurnal dengan jurnal lain. Bagaimana penuturan lengkapnya soal menulis esai ini? simak ulasan lengkapnya di sini.

(Selengkapnya)

(LUK)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun