Beberapa waktu lalu di media sosial beredar foto-foto e-KTP palsu yang digandakan. Mendagri melalui akun Twitter resmi kementerian mengatakan NIK yang tertera pada e-KTP palsu bukan dikeluarkan oleh Depdagri. Namun yang jadi pertanyaan adalah mengapa Mendagri tidak menampik kalau pemalsuan e-KTP ini terkait dengan Pilkada serentak?
Selain itu ada juga kabar baik bagi dunia transportasi di Indonesia. Perusahaan taksi konvensional akhirnya mau bergabung dengan perusahaan aplikasi ojek daring asal Indonesia. Tentu saja ini mempermudah kita sebagai pelanggan untuk mendapat angkutan. Kedua artikel ini dirangkum dalam headline Kompasiana terpilih hari ini.
1. Mempertanyakan Sistem Verifikasi Data Diri yang Dijanjikan Kemendagri
Kemendagri pun telah menyatakan masyarakat tak perlu khawatir soal pemalsuan ini karena petugas di TPS dapat berkoordinasi dengan Dukcapil untuk memastikan keaslian KTP. Namun pertanyaannya adalah apakah kementerian akan menempatkan Dukcapil di setiap TPS di Jakarta? Dengan jumlah TPS yang sangat banyak tentu ini membutuhkan usaha yang lebih berat.
Selain itu pertanyaan lain pun muncul, bagaimana cara koordinasi antara TPS dengan Dinas Dukcapil? Tentu memerlukan waktu untuk memastikan sebuah KTP asli atau tidak dan terbayang betapa chaosnya proses ini.
2. Mewaspadai Bom Waktu Suplemen dan Obat Herbal Tiongkok
Hasil penelitian independen ini mengungkap bahwa obat herbal yang beredar di pasaran mengandung bahan kimia, racun alami, logam berat, pestisida dan komponen berbahaya lainnya yang justru akan berdampak buruk pada kesehatan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Bahkan obat herbal Tiongkok yang dinamakan Chan Su yang sangat popular untuk mengobati penyakit kulit dan enfeksi tenggorokan ternyata mengandung racun kodok.
3. Sebuah Catatan tentang Kerja Keras dan Ikhlas dari Pengemudi Ojek Online
Selama 25 perjalanan, pengemudi bercerita tentang bagaimana sebuah keikhlasan dalam bekerja. Juga tentang kerja keras untuk mencari rizki tanpa memikirkan berbagai macam kendala karena rizki sudah ada yang mengatur.
Kisah ini sangat inspiratif, karena secara langsung mengajarkan kita bagaimana untuk terus bekerja keras dan tanpa lelah bersyukur atas apa yang kita miliki sekarang.
4. Kesalahan Terbesar Claudio Ranieri
Mungkin, banyak orang yang berpendapat bahwa kesalahan terbesar Claudio Ranieri adalah tidak meninggalkan Leicester setelah tim ini juara. Ranieri tak menyadari kutukan sang juara bertahan di Liga Primer, contohnya Chelsea pada musim sebelumnya, sebagai tim yang berstatus juara bertahan, pasukan Jose Mourinho ini hanya mampu finis di peringkat 10. Kini, kutukan tersebut seakan berpindah ke kubu Leicester City.
Sejatinya, kutukan tersebut tak akan pernah berlaku bagi Leicester jika saja pelatih asal Italia itu tak melepas pemain kuncinya, N’golo Kante.Kante merupakan seorang pemain yang bisa melindungi West Morgan cs di barikade pertahanan. Selain itu, kesuksesan Riyad Mahrez menyandang status pemain terbaik musim lalu dan Jamie Vardy yang menjadi rekening gendut tabungan gol Leicester adalah berkat kinerja Kante juga. Pemain asal Perancis ini paham betul tiga kunci bermain sepak bola; bertahan, menyerang, dan transisi.
5. Koalisi Gojek-Blue Bird, Selamat Datang "Sharing Economic"
Mereka telah bersatu kawan, Gojek dan Blue Bird telah mengucap janji suci transportasi, mereka berpartner, menjadi sinergi yang menguntungkan semua pihak, menguntungkan gojek, masyarakat dan terutama Blue Bird itu sendiri. Satu hal lagi, sinergi ini mengajarkan kita soal rule of business.
Aturan yang paling mendasar, jangan menutup diri. Bayangkan setahun yang lalu ketika supir blue bird berdemonstrasi besar-besaran, bahkan merusak. Dengan adanya kerjasama ini tentu Blue Bird telah membuka lembaran baru.
Namun ada juga yang mengatakan dengan begini maka revenue Blue Bird dari tarif akan merosot tajam, karena ketika bersinergi dengan Gojek maka ongkos taksi didiskon 30%, belum lagi perjanjian ini itu dengan manajemen Gojek. Sekilas ini merugikan. Tapi ternyata tidak sepenuhnya. Simak ulasan lengkapnya melalui tautan di bawah ini.
(YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H