Beberapa waktu lalu di media sosial beredar foto-foto e-KTP palsu yang digandakan. Mendagri melalui akun Twitter resmi kementerian mengatakan NIK yang tertera pada e-KTP palsu bukan dikeluarkan oleh Depdagri. Namun yang jadi pertanyaan adalah mengapa Mendagri tidak menampik kalau pemalsuan e-KTP ini terkait dengan Pilkada serentak?
Selain itu ada juga kabar baik bagi dunia transportasi di Indonesia. Perusahaan taksi konvensional akhirnya mau bergabung dengan perusahaan aplikasi ojek daring asal Indonesia. Tentu saja ini mempermudah kita sebagai pelanggan untuk mendapat angkutan. Kedua artikel ini dirangkum dalam headline Kompasiana terpilih hari ini.
1. Mempertanyakan Sistem Verifikasi Data Diri yang Dijanjikan Kemendagri
Kemendagri pun telah menyatakan masyarakat tak perlu khawatir soal pemalsuan ini karena petugas di TPS dapat berkoordinasi dengan Dukcapil untuk memastikan keaslian KTP. Namun pertanyaannya adalah apakah kementerian akan menempatkan Dukcapil di setiap TPS di Jakarta? Dengan jumlah TPS yang sangat banyak tentu ini membutuhkan usaha yang lebih berat.
Selain itu pertanyaan lain pun muncul, bagaimana cara koordinasi antara TPS dengan Dinas Dukcapil? Tentu memerlukan waktu untuk memastikan sebuah KTP asli atau tidak dan terbayang betapa chaosnya proses ini.
2. Mewaspadai Bom Waktu Suplemen dan Obat Herbal Tiongkok
Hasil penelitian independen ini mengungkap bahwa obat herbal yang beredar di pasaran mengandung bahan kimia, racun alami, logam berat, pestisida dan komponen berbahaya lainnya yang justru akan berdampak buruk pada kesehatan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Bahkan obat herbal Tiongkok yang dinamakan Chan Su yang sangat popular untuk mengobati penyakit kulit dan enfeksi tenggorokan ternyata mengandung racun kodok.
3. Sebuah Catatan tentang Kerja Keras dan Ikhlas dari Pengemudi Ojek Online