Mencari ide untuk sebuah tulisan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu pengetahuan, pengalaman serta kreativitas untuk menuangkan isi pikiran dalam tulisan. Untuk menuangkan isi pikiran ini pun tentu butuh waktu. Faktor inilah yang biasanya menjadi salah satu halangan terbesar bagi para blogger untuk mencurahkan ide dan gagasannya dalam tulisan.Â
Tetapi semua itu bukanlah halangan bagi beberapa Kompasianer yang aktif menulis selama bulan Januari 2017 walau dikejar tumpukan pekerjaan dan aktivitas lainnya. Kami amat mengapresiasi Anda yang dengan sukarela menuangkan pemikiran-pikiran dalam bentuk tulisan di Kompasiana. Untuk itu, berikut ini adalah 7 Kompasianer paling aktif menulis di bulan Januari ini.Â
1. Tjiptadinata Effendi
Usia tak menjadi halangannya dalam menulis. Tercatat hingga tanggal 30 Januari 2016, Pak Tjip sapaan akrabnya telah menelurkan 69 buah tulisan. Tak ayal kehadirannya di Kompasiana menjadi salah satu pemicu semangat Kompasianer muda dalam menulis.
Kompasianer yang tinggal di Australia ini sering menulis berdasarkan seabrek pengalaman hidupnya. Terkadang ia menulis berdasarkan fenomena yang ada di Australia serta situasi terkini di Negeri Kanguru. Namun, ia tak melupakan Indoensia sebagai tanah kelahirannya. Kompasianer ini juga sering mengomentari situasi di dalam negeri melalui artikel-artikelnya.
2. Akhmad Husaini
Kesibukannya sebagai tenaga pengajar salah satu MTsN di kota tempat tinggalnya yaitu Kalimantan Selatan, tak mengurungkan niatnya untuk terus menulis sebagai salah satu caranya mencerdaskan dunia. Sejak bergabung di Kompasiana, ia telah menghasilkan 1.754 artikel, sebuah cerminan bagaimana menulis telah menjadi hobinya untuk membunuh kebosanan.
3. Sayid Junianto, S.PD
Terhitung hingga akhir bulan Januari 2017, ia telah menghasilkan 42 tulisan. Tak ayal ia terpilih menjadi satu diantara tujuh Kompasianer teraktif di bulan Januari. Sejak bergabung tanggal 26 September 2014, ia telah menghasilkan 704 artikel.
4. Agung Wibawanto
Agung sering menulis dengan tema humaniora dan politik. Ia selalu menganalisis beberapa peristiwa yang terjadi di Indonesia maupun mancanegara seperti Pilkada, terpilihnya Presiden AS, dan kasus paling menjadi sorotan publik yaitu soal penistaan agama dengan kasus turunannya.