Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

"Si Anak Tongkol" dan Episode Terbaru Kasus Antasari

28 Januari 2017   19:48 Diperbarui: 29 Januari 2017   03:14 2066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

inilah bentuk mysos skyguard (skyguard.co.uk)
inilah bentuk mysos skyguard (skyguard.co.uk)
Kompasianer Adica Wirawan menceritakan beberapa kisah mengenai beberapa orang hilang yang sudah dipublikasikan (hilang kontak). Mereka berpamitan pergi kerja pada keluarga sehari sebelumnya.

Kasus orang hilang seperti yang dipaparkan pada kisah tersebut sebenarnya dapat diminimalkan dengan memanfaatkan teknologi GPS Tracker. GPS Tracker adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi lokasi tempat seseorang berada lewat sambungan GPS.

Alat tersebut berguna untuk melacak, memantau, dan mengawasi orang-orang yang mengidap penyakit gangguan memori seperti demensia atau alzheimer. Alat ini berfungsi mendeteksi pengidap penyakit tersebut ketika ia tersasar di suatu tempat.

Alat ini juga dapat dihubungkan dengan smartphone untuk mengirim pesan teks atau komunikasi lainnya. Tampilan pada alat ini juga sederhana dan sangat praktis dipakai.

(Selengkapnya) 

5. Melongok Penjara di Museum Sejarah Jakarta 

Dok. Mawan Sidarta
Dok. Mawan Sidarta
Museum Sejarah Jakarta yang berada di kawasan Kota Tua Jakarta kini memiliki popularitas kian melejit. Kompasianer Mawan Sidarta menceritakan pengalamannya mengunjungi Museum Sejarah Jakarta ini. 

Yang paling ikonik adalah penjara warisan kolonial Belanda di museum ini. Bahkan pangeran Diponegoro kabarnya juga pernah ditahan di salah satu ruangan penjara yang berada di bagian belakang museum ini.

Ukuran penjara di masa penjajahan memang terbilang tidak manusiawi. Selain jeruji besinya yang sangat kokoh, para tahanan dirantai kakinya yang terikat dengan bola-bola besi. Satu ruangan sempit diisi lebih dari tiga ratus orang tahanan padahal normalnya hanya untuk beberapa orang. Selain itu, terdapat penjara khusus wanita yang tergenang air.

(Selengkapnya)

(LUK/FIA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun