Nama asli kecap ini adalah Kecap Benteng No 1 dan telah berdiri sejak 1882. Namanya kecap tersebut berasal dari orang-orang di balik pembuatannya, mereka adalah warga keturunan Tionghoa yang biasa dikenal dengan Cina Benteng.
Selain Kecap Benteng, Olive juga menemukan "adik" dari kecap itu bernama Kecap SH. Kecap ini dirintis oleh Lo Tjit Siong pada 1920.Â
4. Memberdayakan Bahasa Jawa di Kota Besar Melalui Kuliner Tradisional
Kemudian ada nama makanan lain seperti sego kuning (nasi kuning), sego gurih (nasi uduk Jakarta) , sego goreng (nasi goreng). Sehingga semakin banyak mengenal ragam kuliner Jawa, kosa kata kita akan terus bertambah. Lambat laun masyarakat akan bisa menggunakan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Cara belajar seperti ini amat praktis dan ekonomis untuk mengenal lagi Bahasa Jawa yang kian dilupakan oleh masyarakat.Â
5. Maraknya Kuliner (Tidak Khas) Daerah Buatan Para Artis
Tampilannya yang lebih menarik dan membawa nama orang terkenal membuat brand-brand tersebut cepat mendapatkan hati masyarakat. Namun dari beberapa brand yang sudah disebutkan, kesemuanya menjual ragam makanan yang hampir sama.Â
Dengan kepopuleran para artis dan ditunjang oleh kekuatan media sosial, informasi tentang brand tersebut cepat didapat masyarakat. Semoga nantinya makanan tradisional di satu daerah tetap diingat dan tidak tergantikan oleh makanan dari para artis ini.
(LUK)