Mungkin penonton bisa tertawa dan terhibur menonton tingkah polah para tokoh sinetron sambil istirahat malam di rumah. Ini merupakan kisah nyata. Yang menjadi pertanyaan, mengapa jalan seperti ini yang harus mereka pilih? Tuntutan hidup, sekadar tergiur iming-iming gaji besar, atau karena tren? Istri bekerja hingga keluar negeri menjadi pembantu rumah tangga, sementara suami tanpa bekerja dan hanya mengurus rumah dan anak.
Di dalam negeri kita teriak-teriak “kebanjiran” tenaga kerja asing (terutama yang berasal dari China), sementara nasib dan perlindungan “para devisa negara” alias TKW yang tersebar di luar negeri seperti dinafikan.
4. Belajar dari AS, Trump Terpilih karena Kurangnya Empati Antargolongan
Opini media massa AS serta opini dominan di masyarakat AS bergerak ke arah golongan liberal dan mereka yang sedikit saja tidak setuju dengan pendapat liberal akan dicap rasis dan xenofobik bukannya ditanggapi dengan pendapat yang semestinya.
Sensor golongan liberal terhadap golongan konservatif memperlebar jarak yang telah ada di antara mereka.Hal ini bukan untuk mengatakan bahwa orang-orang liberal yang kebanyakan minoritas tidak punya alasan kuat. Namun manusia mungkin adalah mahluk rasional. Tapi lebih dari itu, kita adalah mahluk emosional. Pengasingan dari sekitar kita akan menimbulkan rasa marah dalam diri kita.
5. Memberdayakan Bahasa Jawa di Kota Besar Melalui Kuliner Tradisional
Kuliner adalah salah satu ciri khas sebuah daerah. Melalui kuliner ini juga masyarakat bisa memberdayakan dan mengenalkan bahasa daerahnya masing-masing secara nasional.
Contoh sederhananya adalah ego kucing, wedang jahe, atau tempe mendoan.Sajian semacam itu menggunakan bahasa daerah Jawa sego, wedang, atau mendoan.