PROLOG
-----------
Akhir akhir ini duka itu sepertinya sangat suka menghampiri bumi Papua. Saat dimana kebijakan yang dikucurkan sebagai langkah affirmative sedang banyak-banyaknya.
Bdk lansiran salah satu media nasional (https://nasional.tempo.co/read/896684/pemerintah-harus-segera-tangani-90-kematian-balit)
Belum habis air mata menangisi meregangnya nyawa anak-anak di Asmat sudah muncul lagi kasus yang lain. Seakan bencana kematian sedang menunggu antrian untuk terus bermunculan.
Kucuran dana bagi kesehatan yang kemudian dialokasikan dalam jumlah yang tidak sedikit dengan kemasan nama/program yang super kreatif seakan tidak memberikan dampak signifikan.
Mata air masyarakat miskin terus mengalir namun sebuah potret kontras saat mendapati para penguasa (mungkin) melihatnya sebagai "AIR MATA" pencaharian.k
OPINI BPK : OPINI BUKAN JAMINAN
-------------------------
Menarik saat sebuah media mengutip mengatakan bahwa : "OPINI BPK-WTP harusnya menjadi jaminan bahwa di daerah tersebut potret kesehatan sudah baik"
Sayangnya OPINI BPK bukanlah ukuran untuk melegitimasi kesejahteraan rakyat dalam hal "merdeka dari sektor kesehatan dan pendidikan".