Gerimis masih mewarnai kotaku saat kudapatkan buket bunga mawar dua  warna kesayangan kuning dan biru dengan dua batang Silverqueen di kamarku. Ia tertata rapi di antara deretan buku-buku fiksi pada perpustakaan mini di sebelah meja riasku.
"O, My God!..." aku memekik tak percaya.
Kubaca lagi dengan cermat sembari mengusap mataku agar lebih nyata bahwa yang kubaca nama pengirimnya adalah dia, dia, dan dia...
"Leona...," tetiba mama sudah ada di kamarku.
"Ada kiriman bunga untukmu," Mama menyampaikan dengan penuh senyum.
"Sepertinya Mama tahu deh siapa yang ngirim," tawa mama menggoda.
"Akh...Mama...," kupeluk manja mamaku, kurasakan wajahku  menghangat.
"Tapi...buat apa dia kirim-kirim lagi untukmu, Leona? " Mama sedikit keheranan, apalagi aku.
"Entahlah,Ma..." kulepas pelukanku ke Mama.
Perempuan kesayanganku mengambil buket mawar itu. Lalu mengangsurkannya padaku sambil menatapku lekat.
"Selalu ada alasan untuk semua hal yang terjadi pada perjalanan kehidupanmu, Naa." Mama tersenyum arif.