Bagaimana tanggapan Kompasianer terkait kekerasan yang terjadi di sekolah beberapa waktu belakangan ini? Apakah sampai terpikir, "kok bisa, ya, kejadian seperti itu terjadi di lingkungan sekolah?"
Ini pertanyaan serius: apakah kekerasan di sekolah bisa dihentikan? Bisakah sekolah jadi tempat yang nyaman bagi siapa saja?
Kekerasan yang terjadi di sekolah sudah sampai level yang mengkhawatirkan, dari kategori berat yang terjadi di sekolah atau yang melibatkan peserta didik sehingga masuk proses hukum pidana dan ditangani oleh pihak kepolisian.
Banyak sekolah, sebagaimana ditulis HARIAN KOMPAS, yang masih belum tahu tata cara pelaksanaan pencegahan dan penanganan ketika kekerasan di sekolah terjadi.
Kira-kira apa yang membuat itu seperti lingkaran yang tidak ada ujungnya?
Padahal kita tahu pola maupun gaya pendidikan sekarang sudah berkembang pesat. Â Guru bahkan sampai tidak memberikan hukuman fisik, menata tutur kata, sampai mengedepankan bimbingan konseling.
Sayangnya, kekerasan terus terjadi di sekolah. Lagi dan lagi.
Apa yang perlu jadi perhatian Kompasianer terkait kekerasan di sekolah? Program-program seperti apa yang diharapkan bisa mencegah dan menangainya?
Apakah keikutsertaan peserta didik dalam ekstrakurikuler kini mesti dibuat wajib? Maksudnya, agar supaya  bisa menjadi saluran mengeluarkan gairah setiap siswa.
Jika itu terjadi pada anakmu --entah menjadi korban atau yang melakukan-- kira-kira apa yang akan Kompasianer lakukan?
Silakan tambah label Kekerasan di Sekolah (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H