Kompasianer, enggak terasa sudah mau Iduladha lagi nih. Kamu ada rencana berkurban tahun ini? Atau justru mau coba bisnis hewan kurban? Wah, mau dong dibagiin tips dan pengalamannya!
Setidaknya sudah sebulan terakhir ini jalan-jalan yang dekat dengan lahan kosong digunakan untuk berjual hewan ternak.
Mereka yang berjualan hewan kurban ini pun ada yang memang sekadar musiman dan berporefesi sebagai penjual hewan ternak.
Tanpa mengesampingkan profesi penjual hewan ternak, tapi bagi orang-orang yang ingin coba menjadi penjual musiman mungkin tergoda karena sudah banyak cerita manis untungnya berjualan hewan kurban.
Biasanya satu kambing bisa dijual paling mahal Rp 4 juta, sementara satu ekor sapi bisa mencapai Rp 40 juta, tergantung bobotnya. Apalagi setiap tahunnya hewan kurban mengalami kenaikannya berkisar 5-10 persen setiap tahun.
Jika dalam "satu musim" penjualan bisa laku sampai ratusan kambing dan puluhan sapi, bisa jadi cuan yang sangat menggiurkan, bukan? Tapi, apa iya seindah itu kenyataannya?
Nah, menurut Kompasianer, apa sih yang perlu diperhatikan kalau ada orang yang ingin coba berbisnis hewan kurban? Kambing atau sapi seperti apa yang biasanya dicari para pembeli? Adakah kriteria khusus?
Lalu bagaimana dengan lahannya? Apakah kita perlu menyiapkan juga? Berapa luas lahan yang diperlukan?
Juga bagaimana dengan perawatannya? Belum lagi kalau hewan yang dijual sakit, bagaimana mengatasi itu? Apakah itu perlu diperhitungkan dalam menjalani bisnis ini?
Kompasianer punya cerita tentang menjalani bisnis hewan kurban? Pengalaman apa yang bisa dibagikan kepada yang lain kalau ingin coba mulai bisnis tersebut?
Yuk, bagikan tips dan pengalaman kamu terkait ini. Jangan lupa untuk tambahkan label Bisnis Hewan Kurban (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat, ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H