Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Datang ke Tempat Bersejarah, Cari Apa Sih?

1 Desember 2023   10:07 Diperbarui: 23 Juli 2024   20:35 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianer, bagaimana kondisi bangunan peninggalan era kolonial Belanda di sekitarmu? Apakah terbengkalai? Atau sebaliknya: direnovasi dengan gaya modern sehingga sudah jadi tempat nongkrong anak muda?

Kalau kamu peduli dengan bangunan dan ruang peninggalan era kolonial Belanda, kamu harus ikutan Topik Pilihan kali ini!

Berkolaborasi dengan Kompasiana, Remco Vermuelen adalah seorang kandidat doktor di Universitas Erasmus Rotterdam Belanda. Ia menantangmu untuk berbagi cerita, pengalaman, opini, dan gagasan mengenai situasi serta penggunaan bangunan/ruang dari era kolonial Belanda di Indonesia.

Tak hanya dengan mengikuti survei berhadiah, tulisanmu di Topik Pilihan ini akan bermanfaat bagi Remco yang tengah meneliti perspektif orang Indonesia (khususnya usia 18-35) dalam penggunaan bangunan dan/atau ruang-ruang kota dari era pendudukan Belanda di Indonesia. Baik yang dibangun oleh pemerintah kolonial, maupun oleh kelompok warga lain seperti pendatang Arab, China, dll.

Coba deh ingat-ingat bangunan/ruang dari era kolonial Belanda di kotamu. Misalnya benteng, taman kota, kebun raya, tempat ibadah, rumah hunian, kantor pemerintah, dan lainnya. Apakah kamu lebih suka bangunan tersebut tetap "klasik" dan misterius seperti goa di Bukittinggi? Atau menurutmu lebih baik diratakan tanah saja karena sudah lapuk?

Atau kamu lebih suka kalau bangunan tersebut dipugar dan jadi museum seperti Museum Fatahillah Jakarta dan Benteng Marlborough Bengkulu? Atau kamu malah mendukung bangunan tersebut direnovasi secara trendi sehingga memiliki "fungsi komersial baru" seperti Pos Bloc dan Lapangan Banteng di Jakarta, serta Resto Spiegel di Semarang?

Remco yang sejak awal memiliki ketertarikan terhadap sejarah dan tata kota, memberi perhatian khusus kepada Tanah Air lantaran panjangnya histori antara Belanda dan Indonesia pada masa kependudukan. Selain itu, Sang Kakek yang memiliki darah Indonesia membuat Remco merasa memiliki kedekatan dengan negeri ini.

Namun, yang paling membuat Remco tertarik adalah geliat revitalisasi bangunan bersejarah di Indonesia yang menurutnya kian berkembang. Bahkan menarik minat anak muda untuk nongkrong, berbelanja, nonton konser, bahkan menjadikannya sebagai gaya hidup. Ia bertanya-tanya, "Mengapa mereka (mau) nongkrong di sana? Apakah tempat yang mengandung sejarah ini penting bagi mereka?"

Jadi Kompasianer, adakah cerita menarik tentang bangunan peninggalan era kolonial Belanda di tempatmu? Bagaimana pengalamanmu berkunjung ke situ? Bagaimana kondisinya? Aktivitas apa yang kamu lakukan di sana? Apakah dengan mengunjunginya, lantas kamu ingin mengetahui sejarahnya? Apakah tanggapanmu mengenai upaya revitalisasi dan aktivitas ekonomi kreatif yang berlangsung di situ?

Mari sambut tantangan ini dengan mencantumkan label Remco x Kompasiana pada tiap konten yang kamu buat. Sebanyak 5 orang dengan artikel paling menarik akan direspons langsung oleh Remco dan menerima merchandise cantik dari Negeri Kincir. Ikuti juga survei berhadiah Remco di link ini ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun