Kompasianer, langkah apa saja yang sudah ditempuh pemerintah daerahmu untuk menekan angka stunting? Bagaimana mekanismenya? Apakah dampaknya dapat dirasakan positif? Jika belum ada, apa yang mau kamu usulkan?
Baru-baru ini media sosial kita diramaikan oleh menu pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok, Jawa Barat.
Dengan anggaran APBN 4 miliar, menu yang disediakan dinilai terlalu sederhana. Bahkan tidak memenuhi nilai gizi yang dibutuhkan. Malah lebih mewah kemasannya, dengan hiasan foto Wali Kota Depok dan Wakilnya pada bagian tutup.
Menekan angka stunting di Indonesia memang tidak pernah mudah. Akan tetapi, Pemerintah semestinya bisa menjadi pihak yang paling memahami dan dapat mengupayakannya.
Mengenai menu PMT pencegah stunting di Depok, Kepala Dinkes Kota Depok Mary Liziawati mengatakan bahwa menu yang dibuat sudah sesuai petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. PMT yang berisi tahu itu juga sudah dicampur daging ikan dan ayam sesuai takaran kebutuhan protein balita.
Sementara anggaran Rp 4 miliar tersebut Mary mengklaim hal itu digunakan biaya per hari yang berjumlah Rp 18.000 dengan masa program 28 hari untuk 9.882 balita di Kota Depok. Selain itu ada juga biaya lainnya seperti pajak, administrasi, kemasan, hingga transportasi.
Nah, Kompasianer, bagaimana menurutmu mengenai strategi yang ditempuh Pemerintah Kota Depok ini bila dibandingkan dengan pemerintah di daerahmu?
Apakah pemerintah daerahmu sudah punya program dan langkah strategis yang dapat menekan stunting? Langkah-langkah seperti apa yang sudah dilakukan? Berapa anggaran dananya? Apakah sudah tepat sasaran? Selain itu, seperti apa semestinya standar menu untuk mencegah stunting?
Jika belum ada upaya penanganan stunting di daerahmu, apa yang mau kamu usulkan?
Yuk, bagikan opini, gagasan, dan pengalamanmu terkait hal ini di Kompasiana dengan menyematkan label Tekan Stunting pada tiap konten yang kamu buat.
