Memangnya bisa ngatur lalu lintas pakai kecerdasan buatan? Hmm, buktinya Dishub DKI pakai kecerdasan buatan buat mengurai kemacetan lho! Nah, kamu tergolong yang optimis atau yang skeptis?
Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah resmi menanamkan teknologi artificial intelligence (AI) di sejumlah persimpangan jalan dalam kota di Jakarta.
Cara kerjanya, AI ini akan merekam kondisi lalu lintas setiap waktu. Kemudian, AI akan menganalisis volume kepadatan lalu lintas dan menyesuaikan durasi lampu merah sesuai dengan kebutuhan. Ruas jalan yang lebih padat akan diprioritaskan mendapatkan durasi lampu hijau yang lebih lama untuk mengurai kemacetan.
Berarti kalau lampu merah yang sudah durasinya sudah lama, bisa tambah lama dong ya?
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengklaim sejak pemasangan AI, kemacetan lalu lintas berkurang 15 sampai 20 persen di setiap titik yang sudah tertanam teknologi ini.
Memang, dibutuhkan pendekatan berbeda untuk mengatasi kemacetan Jakarta. Menurut data Dishub DKI Jakarta tahun 2019, jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta tercatat hampir 12 juta. Terdiri dari mobil, truk, dan tentu saja ... motor. Motor menjadi yang terbanyak, yakni 8.194.590 unit dan terus bertambah tiap tahunnya!
Jadi Kompasianer, apakah menurutmu memang sudah saatnya daerah tempat tinggal kita menggunakan AI untuk mengatasi kemacetan (tak hanya Jakarta)? Strategi atasi kemacetan apa yang ditempuh di daerahmu? Bagaimana evaluasinya? Ataukah yang diperlukan adalah pembatasan kendaraan bermotor?
Kompasianer, bagikan opini dan pendapatmu terkait hal ini di Kompasiana dengan menyematkan label AI di Lampu Merah pada tiap konten yang kamu buat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H