Sudah lebih dari 1 minggu setelah terjadinya gempa bumi di Cianjur. Selama itu pula para warga terdampak hidup serba kesulitan.
Bantuan memang banyak berdatangan, tetapi ada tantangan di pendistribusiannya. Selain akses yang sulit, muncul pula kabar bahwa terjadi pungutan liar (pungli) dan aksi preman di sejumlah titik.
Belum lagi banyaknya jumlah titik terdampak. Bayangkan saja: berdasarkan data Klaster Kesehatan Penanganan Gempa Bumi Kabupaten Cianjur, ada 100.330 warga yang mengungsi di 204 lokasi pengungsian, di 151 desa terdampak.
Karenanya sebanyak 3.175 tenaga kesehatan dari berbagai disiplin ilmu disebar ke 194 lokasi pengungsian di 8 kecamatan.
Belakangan, pula tersiar berita mengenai korban yang menolak bantuan yang diberikan dan memohon makanan yang didonasikan tidak melulu mie instan, tetapi juga sayur dan buah.
Mengenai hal ini Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermanto sudah membantahnya. Yang terjadi adalah persebaran bantuan yang belum merata lantaran beberapa titik mendapatkan bantuan berlebih, tetapi banyak pula yang kekurangan.
"Informasi adanya penolakan bantuan dari warga Cianjur itu dipastikan tidak benar karena masyarakat Cianjur sangat-sangat membutuhkan," ujarnya, seperti dikutip dari KOMPAS.COM, Selasa (29/11/2022).
Kompasianer bila kamu pernah mengalami situasi krisis lantaran bencana alam, apa saja sebenarnya yang dibutuhkan oleh warga terdampak supaya bantuan tepat sasaran? Jika pernah menjadi relawan, bagaimana mekanisme distribusinya? Kendala apa yang ditemui di lapangan?
Jika rekan-rekan berdonasi, bagaimana cara memilih saluran donasi yang terpercaya? Bagaimana cara memilah pakaian layak pakai?
Silakan buat konten tentang isu ini. Tambah label Pendistribusian Bantuan (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.