Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Aku dan Tetangga: Hate & Love Relationship yang Tak Berkesudahan

15 Oktober 2022   00:13 Diperbarui: 15 Oktober 2022   03:01 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianer, apakah kamu mengenal semua orang di lingkungan sekitar rumahmu? Atau hanya beberapa saja? Apa alasannya?

Kata orang, menjalin relasi dengan tetangga itu susah-susah gampang. Kalau terlalu akrab, nanti tetangga bisa mencampuri urusan rumah tangga. Bisa jadi pergunjingan satu RT deh. Belum lagi kalau sifatnya menyebalkan. Bisa-bisa setiap hari ada saja kelakuan tetangga yang membuat kita naik darah!

Tapi mengenal tetangga itu penting juga lho! Jika sewaktu-waktu butuh pertolongan, bukankah tetangga yang bakal pertama kali menawarkan bantuan? Bahkan tetangga bisa menjadi saudara terdekat: jadi tempat titip kunci, "pinjam" nasi, numpang parkir, sampai tim repot saat kendurian.

Masalah kehidupan bertetangga ini jadi salah satu isu yang makin dilematis belakangan ini seiring dengan kian individualnya masyarakat kita. Karakter tetangga bahkan menjadi prasyarat memilih tempat tinggal.

Bagi yang kurang suka berinteraksi dengan tetangga, tinggal di apartemen dan klaster sunyi akan menjadi solusi. Sedangkan bagi yang suka ngeriung, mungkin akan memilih tinggal di gang, kampung, komplek terbuka, atau jalanan yang ramai.

Apapun pilihannya, syukurnya Indonesia masih memiliki sistem unit pemerintahan terkecil bernama Rukun Tetangga (RT). Pengurus RT lah yang biasanya menjadi komunikator, penyambung informasi, hingga menyelesaikan konflik di sebuah lingkup hunian.

Kalau Kompasianer lebih pilih kehidupan bertetangga yang seperti apa? Jika tinggal di apartemen, apakah relasimu dengan tetangga sudah sesuai ekspektasi? Apa suka dan dukanya? Bagaimana cara berinteraksi dengan RT?

Jika tinggal di permukiman ramai, bagaimana cara menjalin relasi dengan pengurus RT dan warga dalam takaran yang tepat? Aktivitas apa yang biasanya dilakukan bersama dengan warga lain? Apakah ada peristiwa seru/lucu/mengesalkan yang bisa dibagikan?

Yuk bagikan opini, pengalaman, dan kiatmu di Kompasiana. Tambahkan label Hidup Bertetangga pada setiap konten yang kamu buat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun