Saat ini tim-tim di Liga Inggris belum memasuki tengah musim sudah mulai merombak kursi kepelatihannya. Untuk yang terbaru ini, tentu saja, Ole Gunnar Solskjaer dari Manchester United yang digantikan oleh Ralf Rangnick.
Akan tetapi, sebelum itu, ada Antonio Conte dengan tim barunya Tottenham Hotspur dan Steven Gerrard melatih Aston Villa.
Inilah yang selalu menjadi pertanyaan: apa yang diharapkan dari pelatih yang masuk pada tengah musim? Bagaimana mereka bisa beradaptasi?
Di era sepak bola modern, barangkali, tuntutan akan prestasi makin besar. Para suporter jadi hal yang diperhitungkan oleh para manajemen agar tim bisa sesuai apa yang diinginkan.
Sudah H-1 #Kompasianival2021 !!!
Yuk, bersama kita #OptimisMelangkah dengan para speakers yang inspiratif dan program yang seru-seru.
Jangan sampai ketinggalan, daftarkan diri kamu sekarang juga di https://t.co/BhaHlnC5RG pic.twitter.com/K9pzaVpngz--- Kompasiana (@kompasiana) November 26, 2021
Maka, tidak heran, bukan hanya kali ini saja kursi kepelatiahan jadi yang sering diganti --selain pemain yang dibutuhkan tim.
Bagaimana Kompasianer melihat fenomena ini? Sepenting itukah posisi pelatih bagi keberhasilan maupun kegagalan sebuah tim?
Atau, barangkali, ada yang Kompasianer ingat ada yang sukses menjadi interim?
Silakan tambah label Dinamika Pelatih Baru (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H