Di mana Kompasianer ingin menghabiskan hari tua? Tinggal di rumah sendiri, bersama anak atau dengan oma opa lain di panti jompo? Bagaimana pula opini Kompasianer yang tengah merawat orangtuanya?
Belum lama ini viral sebuah foto di media sosial berisi surat pernyataan 3 orang anak yang menitipkan orangtuanya ke panti jompo. Melihat surat tersebut, warganet sontak mengutuk keputusan tersebut.
Lantas, ruang diskusi antar-warganet pun menjadi terbuka. Ada warganet yang berupaya mengangkat isu ini dari sudut pandang anak.
Problem yang mengemuka antara lain tentang keterbatasan ekonomi, posisi sulit sandwich generation, ketidakcocokan antara orangtua-anak-menantu, dan perilaku orangtua yang belum tentu simpatik pada perjuangan anak.
Selain itu, ada pula warganet yang menyayangkan stigma panti jompo yang cenderung dipandang sebagai opsi tabu bagi perawatan lansia.
Alih-alih merasa terbuang, panti wreda sesungguhnya dapat menjadi opsi yang lebih baik bagi orangtua.
Selain karena ada ragam kegiatan juga seperti senam pagi, ibadah, dan melakukan hobi, tempat tersebut juga menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik dibanding di rumah.
Apalagi kini sudah banyak layanan profesional dengan fasilitas dan sistem yang aduhai. Mulai dari format sekolah (pulang pergi), asrama, hingga yang semi-rumah sakit. Biayanya pun beraneka ragam.
Bagaimana tanggapan Kompasianer atas isu ini? Silakan tambah label Panti Jompo (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H