Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

6 Pandangan tentang Pelarangan Bawa Ponsel di Sekolah

12 Maret 2016   18:56 Diperbarui: 4 April 2017   17:40 7330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mencegah siswa mengakses konten negatif dan pornografi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengeluarkan wacana untuk melarang siswa membawa ponsel ke sekolah. Selain itu, beliau mengimbau orang tua untuk mendampingi anak bila sedang mengakses ponsel di rumah. Dalam pelaksanaannya, Menteri Yohana akan membicarakan ide tersebut dengan Kementerian Pendidikan dan lembaga-lembaga terkait, termasuk rincian sanksi bagi siswa yang kedapatan membawa HP. Bila aturan tersebut disetujui, maka akan diberlakukan bagi siswa TK hingga SMA.

[caption caption="Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Yohana Susana Yembise. KOMPAS.com/SRI LESTARI"][/caption]Wacana tersebut akhirnya menuai pro dan kontra di masyarakat. Bagi masyarakat yang menolak, alasan yang paling umum adalah langkah tersebut bukan cara yang tepat untuk melindungi siswa dari paparan konten negatif dari internet dan hanya menjauhkan siswa dari perkembangan teknologi. Berikut adalah 7 pandangan kompasianer terhadap aturan pelarangan membawa ponsel ke sekolah, berdasarkan tulisan yang sudah masuk di topik pilihan Siswa Dilarang Bawa Ponsel ke Sekolah.

1. Siswa Akses Situs Porno di Sekolah? Antisipasi dengan Ini!

[caption caption="Ilustrasi - konten pornografi disensor (Shutterstock)"]

[/caption]Riana Dewie dalam artikelnya memberikan pendapat bahwa siswa boleh membawa ponsel ke sekolah sebagai sarana dalam mendukung pendidikan. Untuk masalah akses konten pornografi melalui ponsel, Riana memberikan beberapa solusi dalam artikelnya, misalnya ponsel yang dibawa ke sekolah hanya bisa diakses saat jam istirahat, sekolah mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa untuk mengontrol anak dalam mengakses HP, dan peran pemerintah untuk mengadakan seminar di sekolah tentang bahaya situs porno.

2. Masukan untuk Menteri Yohana dan Menteri Anies Terkait Larangan Bawa Ponsel Ke Sekolah

[caption caption="Ilustrasi Ponsel (Oik Yusuf/kompas.com)"]

[/caption]Dalam artikel ini, Ariyani Na merasa aturan pelarangan membawa HP ke sekolah agar siswa tidak mengakses konten pornografi kurang tepat. Menurutnya, anak-anak perlu mengerti bahaya mengakses konten pornografi dan memiliki pengetahuan atau pendidikan seks yang benar agar mereka tidak menjawab sendiri keingintahuan dengan cara mengakses konten-konten berbau pronografi.

3. Laptop Boleh, Kok Ponsel Tidak?

[caption caption="Ilustrasi - laptop dan smartphone (Shutterstock)"]

[/caption]Julia Corinne mempertanyakan  aturan larangan membawa ponsel ke sekolah terkait akses konten pornografi, tetapi membawa laptop diperbolehkan. Padahal, fitur-fitur dari ponsel juga bisa diakses dari sana. Hal yang menarik dari artikel ini adalah ia juga melakukan wawancara terhadap rekan-rekannya di sekolah dan wakil kesiswaan.

4. Kebijakan yang Tak Bijak

[caption caption="Ilustrasi - orang tua mendidik anak cara menggunakan ponsel dengan baik. (Shutterstock)"]

[/caption]Menurut Suhardi, pelarangan membawa ponsel ke sekolah oleh siswa juga dinilai tidak tepat. Ia berpendapat sekolah seperti ingin berlepas diri dari mendidik siswanya mengenai etika penggunaan teknologi yang baik dan benar. Karena percuma siswa memiliki nilai akademik yang tinggi, tetapi tidak mengerti etika penggunaan teknologi informasi yang benar. Ia juga berharap ada peningkatan kemampuan dan kualitas guru dalam hal mendidik siswanya mengenai tata cara penggunaan teknologi, bukan larangan membawa HP.

5. Menanggapi Pelarangan Ponsel dari Sudut Pandang Seorang Siswa

[caption caption="Sumber Gambar: BBC"]

[/caption]Dalam artikel ini, siapapun tidak setuju bila siswa dilarang membawa ponsel ke sekolah karena menurutnya ponsel dapat mendukung prestasi siswa di sekolah. Ponsel dapat membantu siswa untuk mencari materi-materi pelajaran di internet. Pelarangan membawa ponsel ke sekolah menurutnya akan membawa bangsa ini  menjadi bangsa yang hanya berwawasan melalui buku cetak semata. Internet dapat menjadi sarana belajar yang menyenangkan dan memotivasi.

6. Jangan Larang Pelajar Bawa Ponsel dan Gawai ke Sekolah!

[caption caption="Ilustrasi - ponsel (Shutterstock)"]

[/caption]Faris Saputra Dewa memberikan pendapatnya bahwa di era teknologi-informasi yang terus berkembang, pelarangan siswa membawa HP ke sekolah bukan solusi yang tepat untuk mencegah penyebaran pornografi dikalangan pelajar. Wacana tersebut juga menurutnya tidak sesuai dengan pola belajar sekolah berstandar nasional dan internasional yang sudah mengakrabkan siswa-siswinya dengan gawai agar digunakan dengan bijak dan untuk hal-hal yang positif.

Selain menyatakan ketidasetujuannya, Faris juga memberikan solusi agar anak sekolah tidak mengakses konten pornografi dengan HP, yaitu dengan pendekatan religius dan peran serta orangtua untuk mengawasi konten yang ada di HP sang anak.

***
 Berdasarkan 6 artikel pilihan Kompasiana tentang pelarangan membawa ponsel ke sekolah, sebagian besar menolak ide tersebut. Namun, mereka juga memberikan solusi kepada pemerintah dan sekolah agar para generasi muda tidak mudah terjebak dengan konten negatif dan pornografi dari HP.

Secara umum, mereka menawarkan ide agar sekolah melakukan edukasi kepada para siswa tentang penggunaan teknologi yang baik dan benar sehingga siswa tidak mudah tergoda oleh konten negatif. Peran serta pemerintah untuk mendukung kegiatan sekolah dalam membuat acara seminar pemanfaatan teknologi juga akan sangat membantu untuk memperluas wawasan siswa. (LBT)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun