Mohon tunggu...
siapapun
siapapun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menanggapi Pelarangan Ponsel dari Sudut Pandang Seorang Siswa

16 Februari 2016   18:33 Diperbarui: 16 Februari 2016   18:37 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap hal pasti ada baik dan buruknya. Hal apapun apabila hanya dilihat dari sisi buruknya akan tetap terlihat buruk. Sebenarnya penggunaan ponsel dalam pembelajaran sangat berguna, tetapi potensi ini justru jarang digunakan dan malah seringkali hanya melihat dari sisi negatifnya.

Ponsel merusak prestasi?

Saya justru mengalami hal yang sebaliknya. Prestasi saya malah meningkat karena penggunaan ponsel. Mengapa? Siswa jaman sekarang sangat akrab dengan yang namanya ponsel, dan selalu menggunakannya setiap hari. Saya suka menggunakan ponsel untuk belajar karena memang memiliki kesan yang berbeda dengan belajar menggunakan buku. Apalagi ketika menjelang lomba, dimana materinya tidak hanya textbook tetapi juga dari berbagai sumber di internet. Saat sekolah saya melaksanakan K13, dimana penggunaan internet lebih dimaksimalkan, suasana kelas masih kondusif dan menyenangakan. Kuis yang jawabannya harus mencari di internet juga menambah pengetahuan yang tidak ada di buku(bahkan ada beberapa buku yang sudah "expired" dengan isi yang salah)

Pandangan umum tentang ponsel = pornografi

Sebenarnya hal ini tidak sepenuhnya benar. Memang di internet terdapat konten pornografi, tapi apakah hal itu harus sampai pada tahap pelarangan? Padahal, internet dapat menjadi sarana belajar yang menyenangkan dan memotivasi. Banyak hal yang dapat menambah wawasan siswa dan tidak ada di dalam buku paket. Menurut saya, dampak pelarangan ini adalah bangsa kita menjadi bangsa textbook yang hanya terpaku pada textbook. Padahal, yang kita perlukan untuk menghadapi masyarakat global adalah Inovasi. Menurut saya paradigma ponsel=hal-hal negatif harus dihilangkan, dan harus memiliki pola pikir internet = inovasi

Solusinya?

Guru sebaiknya melakukan kontrol pada siswa. Setiap guru tentu tahu siapa siswanya yang berpotensi membuka website yang kurang baik. Guru jangan hanya main sita, tetapi sebaiknya lebih mengerti teknologi yang ada. Teknologi akan selalu berkembang. Jangan karena hanya nila setitik, rusak susu sebelanga. Penggunaan teknologi dengan bijak akan mengubah wajah bangsa. Demikian opini saya, mohon maaf apabila ada yang salah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun