Pernah dilayani atau melayani, dalam satu momen, misalnya, oleh penyandang disabilatas? Bagaimana perasaanmu ketika itu?
Meski belum banyak, tapi beberapa lowongan pekerjaan sudah ada dan disediakan untuk kamu difabel. Artinya, itu memberi sinyalmen bahwa peluang untuk penyandang disabilitas kini terbuka.
Ya, penyandang disabilitas punya kemampuan yang mumpuni, sehingga, tidak bisa dipukul rata bahwa kaum difabel tidak berdaya saing.
Yang kini mesti diperhatikan yakni kesempatan yang sama --yang diberikan-- kepada mereka, bukan?
Oleh karena itu, nantinya kesempatan untuk berkarier di dunia kerja mesti bisa diperhatiakn baik dari perusahaan pemerintah maupun swasta.
Apakah Kompasianer pernah memiliki pengalaman bekerjasama dengan penyandang disabilitas? Apa kesan yang muncul setelah itu?
Atau, jika Kompasianer adalah pemimpin perusahaan, apakah akan memberi kesempatan yang sama dengan pencari kerja yang lain?
Sila tulis opini maupun pengalaman Kompasianer terkait topik berikut dengan menambahkan label Dunia Kerja Kaum Difabel (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H