Memelihara ikan hias tak ayal membuat sebagian orang merasakan ketenangan. Ikan warna-warni cantik adalah relaksasi bagi jiwa-jiwa yang terkungkung karena tak bisa keluar rumah.
Namun, belakangan ini ikan tak hanya berfungsi sebagai penghilang penat. Ikan hias akuarium pun kini menjadi investasi karena harganya melambung lagi. Koki, cupang, guppy, molly, neon tetra, dan masih banyak lagi.
Selain ikan hias, budidaya ikan air tawar juga tengah digandrungi banyak orang. Lele, nila, patin, dan gurame. Cukup bermodal kolam terpal dan pengetahuan dasar, peternak dapat meraup untung jutaan rupiah.
Cerita sukses, salah satunya, diceritakan oleh Sarman, juragan lele yang mendapat permintaan lele sampai 7 ton per hari. Ia juga menggunakan teknologi untuk kolam lelenya.
Sarman, seperti dikutip dari Kompas.com, menggunakan alat e-fisery: pemberi makan otomatis.
"Kotak ini terhubung dengan telepon genggam saya. Lewat aplikasi pada telepon genggam, saya bisa mengatur dari jarak jauh kapan pakan ditabur ke kolam," paparnya.
Apakah di antara Kompasianer ada yang sudah mencoba bisnis ikan? Seperti Sarman, apakah ada tips khusus yang mau dibagikan untuk mereka yang baru mau ikut "nyemplung" ke kolam ikan? Misal, bagaimana proses nitrifikasinya? Bagaimana ciri bibit yang baik?
Ceritakan pengalaman, tips, opini yang menarik selama menjalani bisnis ikan dengan menambahkan label Bisnis Ikan (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H