Kini, para ilmuwan di seluruh dunia tengah berlomba mengembangkan vaksin untuk menanggulangi Covid-19. Salah satunya yang terdepan dan berhasil melewati uji klinis tahap 2, kini tengah melakukan uji tahap 3 pada manusia. Ia adalah Sinovac, dari China.
Pemerintah Indonesia melalui BUMN Bio Farma, telah melakukan teken kerja sama terkait vaksin Covid-19 dengan Sinovac pada Kamis (20/8/2020).
Penandatangan itu disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir dalam kunjungannya di Sanya, Hainan, China.
Uji cobanya sendiri telah dilakukan sejak 11 Agustus lalu di Bandung, kepada 1620 relawan. Selain itu, Bangladesh, Brazil, dan sejumlah negara lainnya.
Meski banyak pihak menaruh harapan bagi keberhasilan uji coba ini, Epidemiolog Universitas Indonesia mengatakan Vaksin Sinovac belum tentu lulus uji klinis tahap tiga di Indonesia. Bahkan, menurutnya, peluang lolos uji klinisnya hanya 10 persen.
Pandu juga mengkritik obat buatan Unair, TNI, dan BIN yang dipertanyakan prosedur dan validitasnya. Meski demikian, ada pula pengembangan vaksin lokal yang dapat menjadi harapan, yakni Vaksin Merah-Putih yang dibuat di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta yang kini siap diuji coba fase I.
Kompasianer, bagaimana kamu menanggapi perkembangan pembuatan vaksin Covid-19? Apakah kamu tinggal di Bandung dan berkesempatan menjadi relawan uji coba fase III Sinovac? Semisal kelak vaksin Covid-19 ditemukan, apa yang menjadi pertimbangan supaya kamu menggunakannya?
Bagikan cerita, opini atau pandangan kamu terkait vaksin Covid-19 ini di Kompasiana dengan label Vaksin Covid 19 (menggunakan spasi) pada tiap konten yang kamu buat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H