Sesungguhnya tidak ada satupun legitimasi yang pelanggan bisa mendapuk dirinya layaknya seorang raja. Tapi, tidak juga produsen bisa semena-mena kepada konsumen atas jasanya yang diberikan.
Hubungan pelanggan dengan produsen, sebenarnya bisa berjalan beriringan. Pelanggan merasa puas atas layanan yang diberikan baik. Lalu, produsen juga tidak perlu khawatir kehilangan pelanggan selama tetap menjaga kualitas layanannya.
Namun, akan tiba satu masa: di mana pelanggan dirugikan dan protes bahkan cenderung marah atas ketidaknyamanan yang diterima. Momen-momen seperti itulah yang kadang bisa di luar kendali. Tidak sedikit juga kasus tersebut berakhir di pengadilan.
Apa tanggapan Kompasianer mengenai bentuk protes tersebut? Adakah pengalaman yang pernah Kompasianer rasakan ketika berhadapan dengan pelayanan yang tidak baik itu?Â
Silakan tulis opini atau tips dalam menyikapi hal semacam itu dengan menambahkan label Protes Pelanggan (gunakan spasi) pada setiap artikel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H