Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

[Topik Pilihan] Merelakan Anak Berkacamata Sejak Dini?

4 April 2019   07:14 Diperbarui: 7 April 2019   06:00 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata yang digunakan untuk melihat gawai seperti komputer, telepon pintar atau tablet dalam waktu lama dan terlalu dekat dapat membuat mata lelah serta cepat mengantuk. Dampak lainnya adalah membuat mata menjadi minus. Sialnya, efek buruk penggunana gawai yang terlalu sering ini tidak saja dapat dialami oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak. Mengingat, gawai kini sudah menjadi "teman baru" anak-anak.

Berdasarkan penelitian Doni Widyandana yang pernah mendapat penghargaan Orbis Medal di The European Society of Catarat and Refractive Surgeons (ESCRS), Lisbon, Portugal, mengutip kompas.com, tentang penyakit mata pada anak ada dua gangguan terbesar yang dialami anak, yaitu gangguan refraksi di mana anak harus mengguankan kacamata dan kelainan lensa mata atau katarak.

Riset menunjukkan adanya Myopia Boom, meningkatkan populasi anak yang mengalami rabun jauh. Salah satu faktor utama yang makin membuat The Myopia Boom melesat naik adalah gaya hidup anak: menghabiskan waktu dengan menatap layar monitor terlalu lama dan terlalu dekat, salah satunya.

Hal semacam ini, sebenarnya ada batasannya. Melihat dekat boleh, tapi maksimal hanya satu jam. Jika memang harus melanjutkan pekerjaan, seharusnya ada waktu untuk mata beristirahat.

"Misalnya satu jam melihat dekat, suruhlah anak bermain di luar, agar bisa melihat jauh. Itu batasannya enam meter ke atas dan ke depan. Paling tidak selama 15 menit," papar dia.

Selain itu anak-anak juga kerap mencontoh para orangtua yang kerap berlama-lama mengonsumsi gawai, entah saat tidur, makan, bahkan hingga saat waktu bersama keluarga.

Kita tahu, kadang ketika kita, orang dewasa, mencoba mengingatkan untuk berhenti memainkan gawai kepada anak kecil itu tidaklah mudah. Sebab kita juga tak memberikan contoh seperti itu.

Menurut Kompasianer, adakah cara atau kiat dalam mengelola gawai anak? Apalagi itu berkaitan dengan kesehatan matanya. Sampaikan opini/pendapat Kompasianer pada topik berikut dengan menambahkan label MenjagaKesehatanMataAnak (tanpa spasi) pada setiap artikel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun