Materi yang muncul dalam debat pemilihan presiden perlu disebarkan melalui berbagai metode kampanye. Tujuannya untuk mengikat calon dan janjinya serta menjadi bagian dari pendidikan politik.
Hingga Sabtu (30/03) sudah empat tahap debat Pilpres 2019 diselenggarakan. Sedangkan debat terakhir baru akan dilaksanakan pada 13 April mendatang, tepat hari terkahir kampanye terbuka.
Selama empat debat terakhir para kandidat sudah menyampaikan komitmen, visi-misi, hingga komitmennya dari berbagai materi. Hanya saja, materi-materi itu perlu didetailkan dan disebarkan melalui metode kampanye. Tujuannya, selain bagian dari pendidikan politik, hal ini juga akan mengikat calon dengan janjinya.
Dilansir harian Kompas (01/04), peneliti politik dari LIPI Firman Noor mengatakan penyampaian narasi yang konsisten saat debat ataupun kampanye penting dilakukan agar semua lapisan masyarakat menerima informasi yang utuh dan sejalan. Sebab, tidak semua warga menonton debat dan membaca dokumen visi-misi. Tidak semua warga juga hadir saat kampanye akbar di wilayahnya.
Selain itu, menurut peneliti Centre of Strategic and International Studies (CSIS), Noory Okhtariza, capres-cawapres perlu menjabarkan gagasan yang disampaikan dan tim sukses serta sukarelawan juga perlu dioptimalkan untuk menyampaikan detail program dalam kampanye dari pintu ke pintu.
Kompasianer, bagaimana tanggapan Anda tentang usulan untuk mengkampanyekan materi debat para Paslon Pilpres kepada masyarakat agar menjadi bagian dari pendidikan politik sekaligus mengikat calon dengan janjinya kali ini?
Tuliskan segala bentuk opini Anda di Kompasiana dengan menyertakan KAMPANYEMATERIDEBAT (tanpa spasi) pada tiap artikelnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H