Lagi, karena dikaitkan dengan urusan pemilu, sebuah perusahaan diboikot. Kali ini giliran Bukalapak kena getahnya usai kicauan sang CEO di Twitter yang dianggap kontroversial.
Ia mengkritisi tentang anggara R&D yang masih jauh di bawah negara-negara maju serta berharap presiden baru bisa meningkatkan jumlah anggaran tersebut.
Achmad Zaky berujar, "Omong kosong Industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini [...] 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru bisa naikin," tulisnya.
Akibat kicauannya itu tagar #UninstallBukalapak ramai mewarnai media sosial.
Meski begitu, Achmad Zaky sudah meminta maaf atas keasalahpahaman dari kicauannya tersebut. "Saya Achmad Zaky selaku pribadi dan sebagai salah satu pendiri Bukalapak, dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan yang saya sampaikan di media sosial," ujar Zaky dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, seperti dikutip dari Kompas.com (Jumat/15/02/2019).
Bangun2 viral tweet saya gara2 "presiden baru" maksudnya siapapun, bisa Pak Jokowi juga. Jangan diplintir ya :) lets fight for innovation budget--- Achmad Zaky (@achmadzaky) February 14, 2019
Pertanyaannya, apa yang membuat kicuan Achmad Zaky menjadi begitu kontroversial?
Pro-Kontra: Kicuan Bos Bukalapak Jadi Sorotan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H[Pro-Kontra] Apa yang membuat kicauan Achmad Zaky menjadi begitu kontroversial?https://t.co/65q1FN27r7 pic.twitter.com/4sMAVcdhxA— Kompasiana (@kompasiana) February 15, 2019