Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiadaÂ
Kami yakin tentu Anda pernah mendengar penggalan puisi di atas. Ya, cuplikan bait-bait puisi karya Sapardi Djoko Damono tersebut rasanya cukup familiar di kalangan generasi muda ataupun generasi di tahun-tahun sebelumnya.
Beberapa karya SDD antara lain Hujan di Bulan Juni, Yang Fana adalah Waktu, Duka-Mu Abadi, Mata Abadi, Hujan Bulan Juni, Ayat-ayat Api, dan Pingkan Melipat Jarak. Sampai saat ini, karya-karya SDD telah diterjemahkan ke bahasa daerah dan beberapa bahasa asing. Tak hanya puisi, SDD juga kerap menuliskan cerita pendek, esai, kritik sastra, sejumlah artikel di surat kabar, hingga menerjemahkan karya penulis asing.
Soal menuangkan sebuah rasa dan peristiwa tidak melulu hanya lewat goresan tangan atau larik-larik puisi saja. Tapi kerapkali hal tersebut diterjemahkan dalam gerak tubuh, melalui seni teatrikal misalnya.
Sudah hampir 30 tahun berdiri, saat ini kelompok teater pantomime Sena Didi Mime berada di bawah pimpinan sutradara Yayu Unru. Sena Didi Mime tetap memiliki jati diri dan keunikannya tersendiri, tidak hanya sebagai kelompok teater pantomim saja tetapi juga melibatkan dialog dan interaksi dalam suguhan pertunjukannya. Yang berbeda hanyalah bentuk pertunjukannya yang semakin minimalis dan efisien, tidak lagi melibatkan lebih dari 10 pemain di atas panggung.
Kepiawaian generasi penerus Sena Didi Mime dalam berkarya telah menorehkan prestasi baik di dalam negeri ataupun di luar negeri. Dalam ajang Istropolitana Project 2016 di Bratislava, Slovakia, Sena Didi Mime mendapatkan penghargaan "The Craziest Production" untuk pertunjukkan "Classroom" yang dibawakannya.
Di tahun berikutnya, Sena Didi Mime kembali menggelar nomor pertunjukan baru bertajuk "Mati Berdiri" yang dipertontonkan dalam ajang Hela Teater di Komunitas Salihara, dan mendapatkan respon sangat positif dari penonton saat ini.
Tentunya kalian tidak ingin ketinggalan untuk menikmati karya-karya dari kedua sastrawan dan seniman Indonesia ini kan? Yuk, kita bersama-sama menerjemahkan rasa melalui bait-bait puisi yang akan dibacakan langsung oleh Sapardi Djoko Damono dan pertunjukan teatrikal dari kelompok teater pantomim Sena Didi Mime di panggung utama Kompasianival 2018.
Segera daftarkan diri kamu di www.kompasianival.com! Ayo, kita malam mingguan bersama di Kompasianival 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H