Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dari Perbedaan Antara Katak dan Kodok hingga Debat Cagub yang Tak Tuntas

15 Januari 2017   17:03 Diperbarui: 15 Januari 2017   17:14 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasa, kami akan selalu merekomendasikan headline pilihan yang sangat menarik dan layak untuk Anda konsumsi setiap harinya. Dan untuk hari ini, berikut ini adalah 5 headline rekomendasi untuk Anda baca.

1. Mirisnya Nasib "Artis" Papan Tulis

Guru di pedalaman NTT. Singindo.net
Guru di pedalaman NTT. Singindo.net
Bertahun lamanya, beban tugas yang harus diemban guru tidak sebanding dengan hak yang diperoleh. Masa depan bangsa dipertaruhkan dengan kesejahteraan yang berada dibawah rata-rata. Hingga pada akhirnya, tahun 2005 melalui Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, ada peraturan keseimbangan hak dan kewajiban bagi seorang guru.

Ada 11 poin hak yang diberikan pada seorang guru yang tertuang Pada Pasal 14. Namun kali ini cukup satu hal yang disorot yang penting menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan masyarakat. Pada pasal 14 ayat 1a, "Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak: memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial".

Jika telah berkedudukan sebagai guru profesional, seorang guru PNS memperoleh penghailan 6 juta - 10 juta perbulan. Mungkin hal ini, sudah dapat dikategorikan cukup untuk mensejahterakan guru dan keluarganya. Nah yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan kesejahteraan sosial guru non-PNS? Ada perbedaan nasib yang sangat siginifikan yang dialami guru non-PNS.

Selengkapnya

2. Irfan Bachdim Pilih Bali United Karena Indra Sjafri?

Irfan Bachdim. Juara.net
Irfan Bachdim. Juara.net
Klub Bali United yang terlihat paling agresif di bursa transfer. Sampai dengan saat ini sudah enam pemain yang mereka rekrut meski kompetisi baru akan berjalan pada Maret 2017 mendatang. Yang paling mengesankan adalah mereka berhasil memenangkan persaingan perburuan Irfan Bachdim

Tentu dalam hal ini Irfan memiliki alasan tersendiri. Salah satunya ia melihat keseriusan Bali United dalam membangun tim mulai dari usia muda hingga senior yang akhirnya menjadi pertimbangannya. Ditambah lagi Bali United juga ditangani oleh pelatih yang dikaguminya, Indra Sjafri.

Dengan bergabungnya Irfan Bachdim membela Bali United di musim kompetisi liga ISL 2017 ini, sesungguhnya Ini bukan yang pertama kali baginya bermain di kompetisi sepakbola Indonesia. Pada 2010 silam Irfan juga sempat bermain membela Persema Malang. Ia sempat bermain tiga tahun sampai akhirnya memutuskan untuk pindah bermain di Liga Thailand bersama Chonburi United dan selanjutnya bermain juga di Liga Jepang bersama Consadole Sapporo Jepang.

Selengkapnya

3. Setidaknya Inilah Perbedaan Katak dan Kodok

Perbedaan katak dan kodok. Tambahtau.net
Perbedaan katak dan kodok. Tambahtau.net
Margie Surahman, Mahasiswa FMIPA Universitas Tanjungpura mempresentasi hasil penelitian skripsinya tentang Katak di Stasiun Penelitian Cabang Panti (SPCP) Kalimantan Barat

Margie menjelaskan, segala sesuatu tentang mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, tidak terkecuali Katak dan kodok dapat dilihat dari Morfologi (tampak fisik) dan Morfometri (ukuran dan bentuk) dari hasil analisis dan penelitiannya. Adapun ciri-ciri katak seperti memiliki kulit halus, berlendir, memiliki kaki yang panjang dan kuat serta berselaput. Dengan memiliki kaki yang panjang terlihat mempermudah katak dalam melompat ataupun memanjat, tutur Margie.

Sedangkan ciri-ciri khusus kodok antara lain adalah memiliki kulit yang kasar, bintik-bintik (bentol-bentol) timbul, lanjutnya lagi. Dari segi klasifikasinya, Katak termasuk ke dalam famili Ranidae (ada sekitar 400 spesies), sementara Kodok termasuk ke dalam famili Bufonidae (ada sekitar 300 spesies).

Selengkapnya 

4. Malas Nonton Wayang? Kunjungi Saja Museum Wayang

Wayang kulit, salah satu kebudayaan Indonesia yang mendunia. Kompas Travel
Wayang kulit, salah satu kebudayaan Indonesia yang mendunia. Kompas Travel
Ironis sekali sebagai anak bangsa kurang suka wayang apalagi enggan menonton. Oleh karena itu bagi Anda yang enggan untuk menonton wayang, maka bisa mengunjungi museum wayang Indonesia.

Museum Wayang Indonesia ini berada di kawasan Taman Fatahillah, kota tua Jakarta. Menurut catatan sejarah, Museum Wayang yang ada di Jakarta itu dulunya merupakan gereja Belanda, yang sudah ada sejak tahun 1640.

Selain beragam jenis wayang kulit dan perangkat gamelannya, Ondel-ondel Betawi, boneka Si Gale-gale dari Samosir, wayang golek dari berbagai daerah di nusantara dan beberapa negara asing, Wayang Potehi khas Tiongkok, di dalam Museum Wayang Indonesia juga dipajang tokoh-tokoh boneka Si Unyil.

Selengkapnya 

5. Debat Tidak Tuntas Cagub Jakarta

Debat Cagub DKI, 13 Januari lalu. Kompas.com
Debat Cagub DKI, 13 Januari lalu. Kompas.com
Debat Cagub dan Cawagub Jakarta pada Jumat 13 Januari yang lalu hanya menghasilkan ketidak-jelasan dan ketidak tuntasan.Dengan format debat seperti itu maka yang diuntungkan adalah para paslon penantang petahana

Kelemahan mendasar dari acara debat paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta adalah waktu yang sangat dibatasi untuk memberikan penjelasan atau jawaban. Dengan format debat seperti itu, publik tidak bisa mengetahui kehebatan atau kelemahan  program unggulan setiap paslon.

Format debat itu sebenarnya masih bisa disempurnakan. Misalnya memberikan kesempatan atau waktu yang lebih banyak  kepada setiap paslon. Satu termen yang berdurasi 30 menit misalnya, disediakan hanya untuk satu paslon guna memberikan penjelasan secara tuntas visi, misi, dan program unggulan mereka.

Format debat yang digunakan pada Jumat yang lalu, publik tidak mengetahui mana yang lebih pintar dan lebih menguasai permasalahan secara menyeluruh, cagub atau cawagubnya. Dengan format yang digunakan pada Jumat yang lalu, setiap paslon masih bisa saling menutupi kelemahan masing-masing.

Selengkapnya

(YUD)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun