Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Matinya Bahasa Daerah Bolivia, Resign Dini Hingga Piala Afrika 2017

12 Januari 2017   18:53 Diperbarui: 13 Januari 2017   01:54 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selengkapnya 

4. Piala Afrika 2017, Ajang Sepak Bola yang Menawan

Piala Afrika. bola.net
Piala Afrika. bola.net
Sabtu 14 Januari 2017 akan dimulai kick-off turnamen sepakbola antarnegara kawasan Afrika dengan pertandingan pertama yang akan mempertemukan tim tuan rumah, Gabon, dengan tim Guinea-Bissau di Libreville ibu kota Gabon. Turnamen ini akan berakhir 5 Februari. Juaranya akan mewakili Afrika di Piala Konfederasi di Rusia. Sebanyak 51 negara di Afrika mengikuti babak kualifikasi.

Walaupun Piala Afrika yang disebut Africa Cup of Nations kalah populer dibanding Piala Eropa dan Piala Amerika Selatan, perhatian para pemangku kepentingan sepakbola sangat besar karena banyaknya pemain berbakat yang dilahirkan dari turnamen akbar se Afrika ini.  

Semua juga tahu banyaknya pemain Afrika yang bermain di klub-klub Eropa. Apalagi banyak tim peserta Piala Afrika yang dilatih oleh pelatih dari luar Afrika. FIFA sendiri menaruh perhatian yang besar terhadap turnamen yang diselenggarakan oleh CAF (Organisasi Sepakbola Afrika) ini.

Selengkapnya 

5. Meski Bendera OPM Berkibar di KJRI Melbourne, Papua Tetaplah Indonesia

Ilustrasi. Namnews
Ilustrasi. Namnews
Minggu lalu kita masih ingat, Jenderal TNI mengambil keputusan untuk memberhentikan sementara kerja sama militer antar dua negara lantaran persoalan yang menyinggung identitas dan budaya Indonesia. Minggu ini, tepatnya hari jumat (6/1) ada seseorang tiba-tiba masuk ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne untuk membentangkan bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Hal ini menimbulkan reaksi dari sejumlah tokoh di Indonesia. Pertama, itu merupakan tindakan yang tidak dapat ditoleransi, itu soal kedaulatan perwakilan negara. Kedua, ada upaya provokasi dan memperburuk hubungan Indonesia-Australia setelah pemutusan sementara kerja sama militer kemarin. Ketiga, ada upaya internasionalisasi isu OPM. Keempat, upaya memanggil pulang diplomat Indonesia di Australia. Kelima, berpotensi menimbulkan anggapan bahwa Australia bukan teman yang baik lagi, karena membiarkan kejadian itu terjadi.

Namun, hal tersebut jelas direspons oleh Menteri Luar Negeri RI. Bu Retno dengan langsung telah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop guna meyakinkan pemerintah Australia agar memproses hukum para pelaku. Persoalan Papua memang kompleks. Bahkan seorang analis asal Australia berkicau di twitter menyebut, OPM adalah isu sensitif bagi Indonesia.

Selengkapnya 

(YUD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun