Momentum perayaan Natal bagi umat Kristiani adalah untuk semakin meningkatkan kualitas kehidupan beragama sesuai dengan nilai dan ajaran yang telah diyakini masing-masing. Walaupun perayaan Natal tahun 2016 sempat diwarnai beberapa peristiwa yang sempat menganggu kedamaian beribadah, tetapi pada akhirnya seluruh elemen masyarakat harus saling membantu untuk mewujudkan masyakarat yang rukun, bertoleransi, dan saling menghormati. Berikut adalah beberapa kisah dari Kompasianer yang menyampaikan kisah kasih-Nya dalam Natal.
1. Teladan Kasih Natal dari Ridwan Kamil
Menurut Daniel, Ridwan Kamil langsung mengambil tindakan dengan mengadakan rapat bersama pihak-pihak terkait kasus tersebut, yakni panitia KKR, Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB), Forum Silaturahmi Ormas Islam (FSOI), Kemenag Kota Bandung, Bimas Kristen Kemenag Jawa Barat, Polrestabes Bandung dan Kejaksaan Negeri Kota Bandung, dilanjutkan dengan pertemuan dengan Komnas HAM.
Salah satu hasil rapat tersebut adalah Kang Emil berjanji untuk memfasilitasi kegiatan ulang KKR tersebut di lokasi yang sama pada tanggal 23 Desember 2016. Kang Emil pun menepati janjinya, bahkan acara digelar melebihi ekspektasi umat Kristen yang hadir di KKR tersebut. Dengan menunjukkan komitmennya, Kang Emil pun juga ikut menghadiri acara tersebut. Ia menegaskan bahwa kejadian seperti itu tidak akan terulang kembali dan memastikan hak beragama (warga) tetap terlaksana.
Untuk jaminan atas janjinya itu Pemkot Bandung telah membuat surat maklumat perlindungan beribadah dan beragama di Kota Bandung. Isi surat maklumat kebebasan beragama bertanggal 20 Desember 2016 terdiri dari empat butir pernyataan. Selengkapnya di sini.
2. Merayakan Natal di Tengah Keberagaman Suku Bangsa
Bertempat di lapangan Gereja St. Mary, Albion, seluruh penduduk dari penjuru dunia berkumpul, seperti dari India, Italia, Lebanon, dan Spanyol. Pak Tjip mengisahkan bahwa di sana tidak terdapat sekuriti yang mengamankan kelangsungan acara Misa. Lain halnya dengan di Indonesia yang semua tas dibuka dan diperiksa ketika akan masuk, di St.Mary terbuka untuk umum.
Pembukaan acara Natal diawali dengan nyanyian Natal bersama dan diikuti dengan pelepasan 12 ekor merpati putih sebagai lambang perdamaian. Terdapat rangkaian acara lain yang menjadi ciri khas acara natal di St.Mary ini. Simak selengkapnya di sini.
3. "Udara Sejuk" dari Kota Tahu Kediri
Menurut Yosafat, kebiasaan yang sudah dilakukan oleh walikota Kediri ini sudah berjalan selama 17 tahun. Selain itu, kebiasaan menjunjung tinggi toleransi ini berawal dari tekad para pemimpin agama untuk mencegah terjadinya konflik sosial di Kediri seperti yang sering terjadi di tempat lain.
Upaya kota Kediri untuk menjadi kota teraman dan bermartabat dalam hal menjaga keberagaman saat beribadah dibandingkan daerah lain tidak hanya berhenti di sini. Simak ulasan lengkapnya pada tautan ini.
4. Pesan "Urbi et Orbi" dari Paus Fransiskus di Hari Natal 2016
Pesan ini ingin menyapa setiap orang terutama bagi orang yang sedang dalam situasi sulit dan mereka yang mau memiliki keinginan besar untuk hidup dalam kedamaian. Ia memohon bagi setiap manusia di seluruh dunia untuk menjaga perdamaian. Ia kemudian juga menyebutkan kota-kota yang saat ini sedang berkonflik, seperti Aleppo-Siria, kawasan Terra Santa alias tanah suci di Israel, Palestina, Iraq, Libia, Yemen, beberapa negara di Afrika terutama Nigeria, Sudah Selatan, Republik Demokratik Kongo, lalu di Ukraina, Venezuela, dan di Asia ada Myanmar.
Banyak data yang menggambarkan kehidupan yang saat ini cukup sulit di Eropa. Dalam situasi ini, menurut Gordi, dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi dunia sekarang sedang jauh dari kedamaian. Oleh sebab itu, pesan Paus yang disampaikan saat ini memang sangat relevan. Selengkapnya di sini.
(FIA/yud)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H