Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Catatan Kecil Kompasianer di Akhir Tahun 2016

11 Januari 2017   11:58 Diperbarui: 11 Januari 2017   20:35 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Penulis (M Firmansyah)

Walau pada awalnya cibiran selalu menghantui langkah Sri Mulyani, namun lama kelamaan ia bisa menjawab semua tantangan yang diberikan presiden tentang pertumbuhan ekonomi. Sektor pajak juga diharapkan menjadi pilar utama pendapatan dalam negeri, untuk itu pemisahan Dirjen Pajak dari Departemen Keuangan menjadi satu jawaban.

Menarik untuk disimak bagaimana sepak terjang Sri Mulyani dalam menangani masalah perpajakan Indonesia yang belum diselesaikan dengan baik. Salah satunya dengan Dirjen pajak. Karena Jokowi terpilih sebagai Presiden telah tercuat isu pembentukan Badan Penerimaan Negara yang menggabungkan seluruh jenis penerimaan pajak, bea cukai, serta penerimaan non-pajak lainnya dan lembaga tersebut akan langsung bertanggung jawab terhadap Presiden.

5. Catatan Hukum Akhir Tahun

Megapolitan - Kompas.com
Megapolitan - Kompas.com
Di mata kompasianer Amirudin Mahmud, tahun 2016 merupakan saat di mana pemerintahan Jokowi-JK memfokuskan diri dalam menata hukum di Indonesia. Setidaknya dalam catatan Amirudin terdapat lima fokus utama yang dibenahi yaitu mengenai pelayanan publik, penyelundupan, pelayanan izin tinggal terbatas, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) , dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) yang over kapasitas.

Hasil pembenahan hukum ini bisa kita lihat, pertama dilihat dari KPK. Lembaga anti rusuah ini melakukan 16 kali oprasi tangkap tangan dan menjebloskan 110 tersangka kedalam bui. Pungutan liar menjadi fokus pemerintah selanjutnya, presiden menginstruksikan untuk membuat tim Satuan Tugas Bersama (Saber) Pungli.

Mafia peradilan juga mencuat di tahun 2016, perbuatan oknum penegak hukum yang menggadaikan sebuah kasus terbongkar. Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi terindakasi melakukan jual beli kasus. Dia disebut sebagai promotor perkara Lippo. Semua keberhasilan di bidang hukum tersebut adalah satu pencapaian luar biasa, namun masalah ini menjadi cerminan bahwa masih banyak pelanggaran hukum yang terjadi di negeri ini.

(LUK/yud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun