Kompasiana sebagai media warga menampung ratusan artikel setiap harinya dengan berbagai genre. Mulai dari ulasan kesehatan, kuliner, humaniora, teknologi hingga wisata. Perputaran headline di Kompasiana pun begitu cepat. Banyak ulasan-ulasan berbobot yang mungkin Anda lewatkan. Dan berikut ini adalah 5 artikel headline pilihan di Kompasiana.
1. Berat Badan Naik Selama Liburan Bukan Cuma Masalah Orang Indonesia
Dalam jurnal tersebut diambil simpulan bahwa orang-orang yang ada di tiga negara itu mengalami kenaikan berat badan ketika natal sampai tahun baru.
Selama musim libur natal dan tahun baru adalah waktu di mana kenaikan berat badan mencapai titik terberatnya. Di jerman rata-rata meningkat 0,8 kilogram, AS meningkat 0,6 kilogram dan Jepang rata-rata 0,5 kilogram.
2. Industri Hoax dan Kelompok Gagal Move On
Dunia maya adalah peradaban baru, sehingga barangkali masyarakat penggunanya masih berada di tataran paling awal dari peradaban tersebut. Barbar dan liar! Keliaran dalam menanggapi informasi semakin lengkap dengan menghadirkan link-link hoax yang menegaskan ‘kebenaran’ argumentasi komentator.
Jika demikian, hoax bukan lagi dibuat atas dasar keisengan, tetapi demi kepentingan tertentu. Pendukung data bagi cyber army dalam melakukan gerilya dalam mengkonstruksi pemahaman masyarakat berdasar apa yang mereka kehendaki.
3. Debat Pilkada Banten, Miskin Gagasan dan Normatif
Melihat proses berjalannya debat, cukup disayangkan potensi besar Banten tidak mampu dieksplorasi dalam bentuk gagasan yang lebih konkret dalam penyampaian visi dan misi. Jika melihat kedua pasangan, ketika penjabaran visi-misi terlihat normatif.
Nampaknya ‘kosong gagasan” menjadi penilaian yang cukup subjektif. Hal tersebut bukan tanpa alasan. Melihat proses debat yang berlangsung, masing-masing Cagub dan Cawagub tidak memperlihatkan gagasan konkret yang dibawa untuk perbaikan Banten. Mungkin hal ini bukan berarti tidak ada program yang bagus dari kedua pasang calon melainkan cara penyampaiannya yang masih normatif dan konvensional.
4. "Big Picture" untuk Jokowi: Waspadai "Proxy War" Keuangan Negara
Membaca Outlook Perekonomian Indonesia, komposisi APBN dari sisi pendapatan maupun dari sisi pengeluaran, kebijakan menjaga harga agar tetap stabil, bahkan dalam mengikuti perkembangan reformasi perpajakan, akhirnya memunculkan sudut pandang yang lain. Setiap bidang membutuhkan orang-orang yang ahli di bidangnya, baik ahli ekonomi, ahli politik atau spesialisnya untuk membuat pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Tetapi ternyata hal itu belumlah cukup. Masih diperlukan orang yang mampu merangkai satu bagian dengan bagian lainnya hingga bertemu benang merahnya agar setiap kebijakan pada setiap bagiannya dapat saling mendukung dalam sebuah sinergi dan tidak berjalan sendiri-sendiri, dalam sebuah korelasi dan menjadi rangkaian kekuatan sehingga tidak putus pada bagian per bagiannya. Ekonomi, politik, budaya yang akhirnya melahirkan karakter bangsa yang tersendiri, bukan impor karakter dan budaya.
5. Lonceng Kepunahan Cheetah
Menurut publikasi, jumlah Cheetah yang ada di dunia hanya tinggal 7,100 ekor saja dan habitat mereka saat ini sudah menciut 91% jika dibandingkan dengan wilayah yang pernah tercatat sebagai habitat alami Cheetah.
Di samping perburuan illegal penurunan populasi Cheetah yang sangat drastis ini disebabkan juga oleh konflik lingkungan tempat antara tinggal antara manusia dan habitat Cheetah, perburuan berlebihan, kehilangan habitat dan perdagangan illegal bagian tubuh Cheetah, perdagangan sebagai hewan peliharaan eksotik.
(YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H