Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sosok Pahlawan Masa Kini, Masihkah Ada?

14 November 2016   15:17 Diperbarui: 15 November 2016   11:19 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara unik memeringati Hari Pahlawan di Magelang. Kompas.com

Karena bu Tati tidak memiliki sertifikat guru SD, ia pun mencoba menghubungi Sekolah Dasar untuk meminta izin mengajar dan menjadikan tempatnya mengajar sebagai cabang Sekolah Induk.

Kemudian setelah izin mengajar SD dikeluarkan oleh Yayasan, berdirilah satu kelas yang terdiri dari SD kelas 1 dan kelas 2. Namun, jika harus melanjutkan ke kelas 5-6, anak-anak itu tetap harus menyeberang dengan perahu menuju Sekolah Induk.

Dengan berbagai tantangan yang ada, dengan tidak pantang menyerah Ibu Tati terus melanjutkan mengajar. Walaupun dengan gaji yang hanya tidak seberapa, tetapi ia sangat mendapatkan kebahagiaan tersendiri dalam mengajar anak-anak. Yang tadinya di desa Kampung Laut paling tinggi hanya sampai lulusan SD, kini sudah banyak lulusan S1, bidan, sampai profesi yang lain.

"Mimpi yang ingin diwujudkan oleh Tati adalah kesadaran utama dari orangtua di desa Kampung Laut untuk mendesak dan mendorong anak-anaknya tentang arti pentingnya pendidikan." tulis Ina.

Sosok pahlawan lain yang tidak kalah inspiratif adalah sosok pendongeng Mochammad Awam Prakoso. Menurut Kompasianer Gapey Sandy, Kak Awam, begitu sapaannya, telah sukses membangun Kampung Dongeng sebagai wadah untuk berkreativitas pada anak-anak. Sejak dibangun 2009 lalu, kini kak Awam sudah mendirikan 28 Kampung Dongeng di seluruh Indonesia.

Kak Awam memiliki target sampai 1000 Kampung Dongeng di setiap kampung di seluruh Indonesia. Kampung Dongeng beserta para relawannya siap bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, maupun perorangan untuk mendirikan Kampung Dongeng.

Menurut kak Awam, mendidik anak bukan hanya urusan satu saja, tetapi juga satu kampung. Oleh sebab itu, dengan keberadaan Kampung Dongeng di setiap wilayah, hal ini dapat menjadi wisata edukasi dan imajinasi yang sangat bermanfaat untuk tumbuh-kembang anak-anak.

Awam Prakoso saat mendongeng. Dok. Gapey Sandy
Awam Prakoso saat mendongeng. Dok. Gapey Sandy
Gapey menuturkan salah satu contoh kasus dari cerita kak Awam. Ada seorang anak didik kak Awam yang bernama Olive, tiba-tiba datang menemuinya di pagi hari. Kedatangan Olive dan teman-temannya ingin mengadukan persoalan pada kak Awam. Mereka mengancam tidak mau pergi ke sekolah jika persoalan ini tidak diselesaikan oleh kak Awam.

"Akhirnya, di saung bambu itu pun terungkap cerita. Adalah Olive, yang merasa disalahkan oleh teman-temannya karena tidak mau mengajari cara membuat Origami. Padahal, pengakuan Olive, bukan saat yang tepat untuk mengajari seni melipat kertas asal Negeri Sakura, Jepang itu, karena berbarengan harus membantu ibunya menjemur baju." tulis Gapey.

Kak Awam pun menunjukkan keseriusannya menyimak cerita anak-anak ini. Kemudian barulah kak Awam beraksi lagi. Sambil menyimak, ia menunjukkan mimik wajah lucu, ekspresi mulut kuncup dengan pipi menggelembung yang akhirnya membuat Olive dan kawan-kawan tertawa tergelak. Teknik Pembuka Sebelum Cerita ini berhasil. Setelah emosi mereka kemudian luluh dan kembali ceria, kak Awma pun melanjutkan ceritanya kembali. Setelah cerita tersebut dituturkan, mereka semua pada akhirnya saling bermaafan. Lalu mereka pun lanjut pergi ke sekolah bersama-sama.

Ternyata begitu lah efek dahsyat dari mendongeng atau bercerita. Mendongeng dapat mengubah suasana hati anak-anak, yang tadinya emosi jadi saling memaafkan, yang tadinya malas jadi rajin ke sekolah, yang tadinya marah-marah menjadi penuh empati kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun