Beberapa waktu lalu, nama negara Palestina ternyata tidak tercantum di aplikasi layanan pemetaan web global, Google Maps.
Informasi ini didapat setelah Palestine Journalist Forum (PJF) atau Forum Jurnalis Palestina protes karena tak melihat nama negara mereka di Google Maps.
Tentu saja temuan ini langsung membuat heboh dunia maya. Pasalnya, peperangan yang melibatkan Palestina dan Israel menjadi isu yang sangat sensitif di dunia.
Tidak lama berselang muncul petisi agar Google kembali memasukkan Palestina dalam peta global mereka. Bahkan Indonesia pun bereaksi atas kejadian ini.
Tentu saja semua pihak memiliki pendapat yang berbeda-beda dan berikut ini adalah beberapa pendapat Kompasianer tentang dihapusnya peta Palestina dari layanan Google Maps.
1. Isu Penghapusan Palestina dari Google Maps Adalah Tidak Benar
Ternyata daerah Palestina yang ada di Google Maps dibuat dengan garis terputus-putus yang menghubungkan Gaza dengan Tepi Barat.
Dan menurut Rusli yang menjadi masalah utama dalam polemik ini adalah penempatan masjid Al-Aqsa di dalam Google Maps. Dalam peta, masjid ini masuk pada wilayah Israel dan inilah yang sebenarnya menjadi akar masalah.
2. Negara Palestina Bukan Sekedar Peta
Dihapusnya peta Palestina dalam layanan Google bisa dianggap keterlaluan dan sangat menyinggugn warga Palestina. Tindakan ini juga bisa dirasakan paralel dengan kebijakan Israel yang menghancurkan desa-desa di Palestina. Dan bahkan tidak sedikit yang menuduh Google ikut bersekongkol.
Menurut Leli, mungkin alasan Google yang tidak bermaksud apa-apa memang ada benarnya. Tapi tindakan ini sangat kontra-produktif dengan apa yang dilakukan Google itu sendiri.
Seharusnya Google atau mungkin perusahaan besar lainnya bisa lebih berhati-hati melihat isu yang sangat sensitif di dunia internasional ini.
3. Bukti Standar Ganda Google Terhadap Palestina dan Taiwan
Abdurrahman melihat kemungkinan besar ada sebuah konspirasi yang dilakukan untuk menghapus keberadaan Palestina ini. Buktinya adalah, Google yang berkata bahwa alasan utama dihapusnya peta Palestina ini adalah karena alasan status negara tersebut.
Namun jika melihat pada negara lain seperti Taiwan yang juga tidak bergabung dalam keanggotaan PBB, petanya masih ada dalam layanan Google. Sangat kontradiktif dengan apa yang menjadi alasan dihapusnya Palestina dari Google.
Menurut Abdurrahman, hal ini harus menjadi perhatian masyarakat. Pasalnya konflik antara Palestina dan Israel adalah isu internasional yang sangat besar dan harus dikawal setiap saat.
----
Itulah 3 pandangan Kompasianer tentang dihapusnya peta Palestina oleh Google. Google memang telah mengemukakan alasannya untuk menghapus Palestina dari layanan mereka. Menteri Komunikasi dan Informatika yang berkomunikasi dengan Google mengatakan bahwa status Palestina di PBB belum diterima sebagai anggota penuh. Karena inilah peta Palestina kemudian dihilangkan. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H