Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Benarkah Mie Bikini Mengandung Unsur Pornografi?

7 September 2016   09:27 Diperbarui: 8 September 2016   02:45 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) merilis makanan Mie Bikini (Foto: Nursita Sari)

Produk makanan ringan "Mie Bikini" produksi Cemilindo mengundang keresahan warga karena menggunakan kemasan menyerupai pakaian bikini. Warga menilai desain makanan tersebut berbau pornografi. Dengan menggunakan tagline “Remas Aku” produk Mi Bikini dijual online dan beredar luas di masyarakat.

Namun sebagian masyarakat menilai terlalu berlebihan bila kemasan tersebut mengandung unsur pornografi. Alasannya karena gambar yang digunakan pada kemasan hanya desain kreatif untuk keperluan marketing, bukan foto orang menggunakan pakaian bikini. 

Pembuatan Mie Bikini ini sebenarnya berawal dari tugas kuliah seorang mahasiswi bernama Pertiwi Darmawati Oktaviani (19), yang kemudian ia lanjutkan untuk dijual ke masyarakat. Kini kasus tersebut sudah diselesaikan dan Pihak Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bandung tidak melanjutkan masalah tersebut ke ranah hukum dan hanya memberikan sanksi administrasi. Hal tersebut dilakukan karena tidak ditemukan unsur kesengajaan.

Karena sempat viral di dunia maya, Kompasiana juga membuatnya dalam Topik Pilihan berjudul “Kontroversi Kemasan Mie Bikini”. Dan berikut adalah 3 tanggapan tentang kasus Mie Bikini yang viral di masyarakat;

1. Mengukur Fantasi Seks Kita

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) merilis makanan Mie Bikini (Foto: Nursita Sari)
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) merilis makanan Mie Bikini (Foto: Nursita Sari)
Kompasianer Yon Bayu mengajak masyarakat untuk mengukur fantasi seks bilamelihat kemasan Mie Bikini. Menurutnya masing-masing orang memiliki fantasiseks yang berbeda, sehingga tidak semua orang menganggap kemasan Mie Bikiniberbau pornografi. Ulasannya dimulai dari gambar dan tagline yang digunakanpada kemasan mie tersebut. Ia juga memberikan saran kepada BPOM agar membimbingprodusen mie tersebut supaya membuat usaha yang tidak mengeksploitasi tubuhperempuan. 

2. Bijak Menyingkapi Heboh Mie Bikini

Sebanyak 144 bungkus makanan "Bikini" disita BBPOM Jabar (Foto: Kompas.com/Reni Susanti)
Sebanyak 144 bungkus makanan "Bikini" disita BBPOM Jabar (Foto: Kompas.com/Reni Susanti)
Berkaca pada kasus Mie Bikini, kompasianer Reno Dwiheryana mengajak netizenuntuk lebih bijak dalam membeli suatu produk di internet. Menurutnya kasus MieBikini adalah momentum bagi masyarakat agar lebih mengawasi produk makanan yangberedar di dunia maya, misalnya memeriksa kemasan atau harga yang dipatok. Iajuga mengajak masyarakat agar berperan aktif dalam menginformasikan produk-produkyang mencurigakan, supaya mempersempit celah orang-orang yang tidakbertanggungjawab.

3. Mie Bikini, Remas Aku dan Pikiran Kita

Pertiwi Darmawati Oktaviani (19), produsen snack 'Bihun Kekinian' saat melontarkan permohonan maaf secara terbuka dihadapan awak media di Kantor BBPOM Bandung, Jalan Pasteur, Jum'at (26/8/2016). | Foto: Kompas.com/DENDI RAMDHANI
Pertiwi Darmawati Oktaviani (19), produsen snack 'Bihun Kekinian' saat melontarkan permohonan maaf secara terbuka dihadapan awak media di Kantor BBPOM Bandung, Jalan Pasteur, Jum'at (26/8/2016). | Foto: Kompas.com/DENDI RAMDHANI
Menurut kompasianer Giorgio Babo, Mie Bikini sama sekali tidak mengandungunsur pornografi. Ia melihatnya sebagai sebuah ide kreatif dalam mengelola brandsupaya menarik perhatian pembeli. Sangat berbeda dengan konten pornografiyang bertujuan membuat orang terangsang secara seksualitas ketika melihatnya. Ia juga menambahkan, porno atau tidak ditentukan oleh stimulus yang ada di dalamotak. Jika kita melihat wanita bertubuh seksi atau lelaki seksi kemudian otak kita langsung mengasosikan dengan seks, maka itulah pornografi.

---

Di balik hebohnya Mie Bikini, masyarakat jadi semakin tahu hal-hal apa saja yang perlu dipikirkan sebelum menjual produk makanan ke publik. Misalnya dari hal yang paling sederhana seperti kualitas makanan dan kemasan yang baik. Kemudian perlunya mendapatkan izin dari BPOM serta label Halal yang legal dari MUI. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat, khususnya bagi pengusaha muda yang baru saja berkecimpung di bisnis kuliner.

(LBT/YUD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun