Indonesia dikenal sebagai disaster hypermart atau negara yang mempunyai beragam bentuk bencana baik bencana alam maupun bencana sosial. Posisi Indonesia yang berada di pertemuan-pertemuan lempeng bumi yang bergerak aktif, termasuk lempeng Eurasia dan lempeng Hindia-Australia menyebabkan banyak wilayah rawan gempa dan tsunami. Negeri ini juga berada di lingkungan ring of fire lantaran memiliki banyak gunung api. Kondisi alam yang rusak telah meningkatkan ancaman bencana hidrologi, banjir, longsor, puting beliung, kebakaran, dan kekeringan. Belum lagi bencana sosial akibat konflik, teror, dan lain-lain.
Pemahaman mengenai pencegahan dan penanggulangan bencana harus disampaikan agar masyarakat dapat mencegah, mengenali bahaya setiap bencana di sekitarnya dan mengurangi risikonya. Sosialisasi siaga bencana semakin gencar dilakukan pasca sejumlah bencana besar melanda Indonesia, seperti tsunami Aceh pada 2004 silam, Gempa Yogyakarta, dan Sumatera Barat. Â Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama bertahun-tahun menjadi pemimpin dalam program siaga bencana dengan didukung berbagai pihak, termasuk lembaga kemanusian dan komunitas.Â
Tahun ini salah satu langkah yang ditempuh BNPB, adalah sosialisasi siaga melalui program sandiwara radio, BNPB. Sandiwara radio yang pernah lekat di masyarakat Indonesia, terutama di daerah pada era 1990-an. Oleh karena itu, sandiwara radio diharapkan menjadi medium yang tepat untuk menyampaikan edukasi tentang bencana dan dapat menjangkau ke pelesok daerah yang memang rentan terkena bencana. BNPB mempersembahkan sebuah roman sejarah Asmara di Tengah Bencana karya maestro sandiwara radio S. Tidjab yang sinopsisnya dapat dibaca di (Materi BNPB).
Nah, apakah Kompasianer memiliki pengalaman atau opini dan saran mengenai penanggulangan bencana melalui sandiwara radio? Jika ya, ayo ikuti blog competition yang terselenggara berkat kerja sama dengan BNPB. Simak rincian kompetisi di bawah ini!
SYARAT & KETENTUAN
- Peserta telah terdaftar sebagai anggota Kompasiana. Jika belum terdaftar, silakan registrasi terlebih dahulu di sini.
- Tulisan bersifat baru, orisinal (bukan karya orang lain atau hasil plagiat), dan tidak sedang dilombakan di tempat lain.
- Konten tulisan tidak melanggar Tata Tertib Kompasiana.
- Tulisan tidak mengandung unsur SARA atau berisikan informasi negatif mengenai sebuah merek, produk, jasa, layanan, lembaga, atau individu.
- Artikel dengan tingkat keterbacaan tinggi akan mendapatkan nilai lebih.
- Peserta wajib men-share karya tulis melalui akun Facebook dan Twitter pribadi. Sertakan akun Facebook dan Twitter Anda dalam artikel Kompasiana Anda. Jangan lupa untuk menyetel status Anda untuk publik atau tidak dikunci.
MEKANISME
- Tema Lomba: Siaga Bencana melalui Media Sandiwara Radio
- Tulisan berupa tips, cerita, dan opini tentang edukasi penanggulangan bencana melalui sandiwara radio
- Periode Lomba: 19 Agustus – 17 September 2016
- Peserta wajib mencantumkan label: Siaga Bencana dan BNPB dalam tiap tulisan.
- Tulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tema lomba tidak bisa diikutkan lomba.
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
- BNPB berhak menggunakan karya tulis setiap pemenang sebagai media komunikasi dan sosialisasi ke masyarakat, dengan menyertakan nama penulis dan tanpa mengubah konten aslinya.
- Pemenang akan diumumkan setelah 14 hari kerja periode lomba usai.
HADIAH
- Pemenang 1: uang tunai sebesar Rp 5.000.000,00
- Pemenang 2: uang tunai sebesar Rp 3.000.000,00
- Pemenang 3: uang tunai sebesar Rp 2.000.000,00
Ayo segera kirimkan karya tulis terbaik Anda dan menangkan hadiahnya! Untuk mengetahui event Kompasiana lainnya, silakan kunjungi halaman ini. (DIN)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H