Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melihat Bagaimana Brexit Memengaruhi Dunia dan Indonesia

19 Juli 2016   11:54 Diperbarui: 19 Juli 2016   19:46 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juni lalu, rakyat Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa melalui referendum yang tingkat partisipasinya mencapai 75 persen jumlah penduduk Inggris Raya.

Dikenal dengan istilah Brexit, keluarnya Inggris dari Uni Eropa ini tentu berdampak besar pada dunia. Lini bisnis menjadi gonjang-ganjing akibat keputusan ini karena memang Inggris menjadi salah satu kunci perdagangan di Uni Eropa.

Bukan hanya sektor bisnis lini lainnya juga seolah mengalami keretakan atas dampak hasil referendum ini. Dampak ini tidak hanya terjadi pada lingkup Uni Eropa saja, secara tidak langsung negara-negara di luar lingkaran ini pun ikut merasakan akibatnya.

Lalu memang seperti apa saja dampak Brexit ini pada dunia dan khususnya Indonesia? Berikut ini adalah sedikit rangkuman beberapa artikel Kompasianer yang melihat peluang serta dampak Brexit pada Indonesia dan dunia.

1. Dag Dig Dug Brexit: Sejarah dan Efeknya pada Dunia

Ilustrasi. BBC.com
Ilustrasi. BBC.com
Britain Exit atau Brexit membuat adalah hasil dari keinginan masyarakat Inggris untuk keluar dari UE. Mereka menilai Inggris terlalu dikedalikan oleh UE sehingga tidak bisa mengontrol negaranya sendiri. Seperti itulah.

Dalam catatan Ryo Kusumo masyarakat Inggris kala itu terpecah menjadi dua kubu yaitu Remain (tetap di UE) dan kubu Leave (keluar dari UE). Kubu Remain berisi partai buruh yang dianggap progresif dan peka terhadap isu aktual sedangkan kubu Leave berasal dari Partai Konservatif yang menganggap kejayaan masa lalu adalah hal yang harus dipertahankan.

Ketika artikel ini ditulis, keputusan untuk keluar dari Uni Eropa belum diambil. Sehingga Ryo ketika itu meramalkan jika hasilnya dimenangkan kubu Remain maka kondisi akan stabil, normal dan baik-baik saja. Namun jika kelompok Leave menang, maka akan ada banyak dampak negatif.

Ryo meramalkan ketika itu, jika pergi dari UE adalah keputusan yang diambil maka kemungkinan besar poundsterling akan jatuh. Kemudian disusul Euro. Jika terus berlangsung maka ekonomi Amerika pun akan bergoyang terutama pada sektor ekspor. Dan Indonesia juga akan ikut terkena imbasnya.

Apalagi wilayah Eropa yang masih dilanda krisis dengan tingkat pengangguran rata-rata masih di atas 10 persen. Jika hal ini terus berlangsung dan tidak mendapat antisipasi maka krisis 2008 yang pernah terjadi mungkin bisa kembali melanda ekonomi dunia.

2. Momentum Indonesia atas Brexit

Ilustrasi kenaikan saham. Bisnis.Kompas.com
Ilustrasi kenaikan saham. Bisnis.Kompas.com
Peristiwa Brexit memang sejatinya mendapat sorotan dari seluruh penjuru dunia. Beberapa negara seperti Yunani, Itali, dan Portugal tentu berada dalam posisi yang tidak diuntungkan mengingat posisi Inggris yang begitu krusial dalam perdagangan Uni Eropa.

Muhammad Husain Nashar juga melihat bahwa integrasi menyelurus seperti yang dilakukan Uni Eropa dirasa sudah tidak lagi relevan karena integrasi banyak negara seperti ini tidak lagi menguntungkan semua pihak yang ada di dalamnya.

Namun momentum keluarnya Inggris dari Uni Eropa bisa menjadi sebuah pelajaran penting khususnya Indonesia yang masih berada dalam lingkup ASEAN. Dari sektor keuangan, Indonesia bisa mendapat keuntungan atas kejadian Brexit ini.

Pasalnya dengan retaknya Uni Eropa yang kebanyakan berisi negara-negara besar, maka para pemodal akan jauh lebih memperhitungkan negara berkembang sebagai target. Indonesia tentu menjadi salah satunya.

Dalam jalur perdagangan pun Indonesia bisa mendapat dampak positif. Uni Eropa memberi penolakan atas ekspor minyak kelapa sawit yang kita miliki dan Inggris yang keluar dari lingkaran ini bisa menjadi sasaran empuk yang bisa kita kembangkan. Ini bisa menjadi momen yang bisa meningkatkan nilai tukar rupiah.

3. Brexit dan Wajah Baru Sepak Bola Inggris

Logo EPL. PremierLeague.com
Logo EPL. PremierLeague.com
Berbicara soal Inggris tentu tidak akan luput dari liga sepak bola domestik yang kini menjadi pemasok uang terbesar di negara ini. Tentu saja kabar keluarnya Inggris dari Uni Eropa membawa pertanyaan besar "seperti apa wajah baru liga Inggris nantinya?"

Oish-cleochyn menyebutkan bahwa kondisi Liga Inggris akan cukup banyak berbeda pasca kejadian Brexit ini. Ada beberapa hal yang membedakan, pertama kebebasan bergerak akan terbatas. Hasil referendum ini akan membatasi ruang gerak transfer pemain baik dari dalam maupun keluar Inggris.

Kedua, liga Inggris akan kehilangan pemain muda. Peraturan soal izin transfer di bawah umur di Uni Eropa tidak akan berlaku lagi setelah peristiwa pemisahan ini.

Ketiga, naiknya harga transfer pemain. Keempat kesenjangan antar klub akan meningkat dan kelima, peluang pemain Inggris untuk merumput di La Liga semakin sempit karena terbentur regulasi.

Meski demikian, warga Inggris tentu memiliki alasan yang berbeda atas putusan yang diambil ini. Sepak bola Inggris harus bisa mengakrabkan diri dengan situasi baru ini.

4. Lupakan BREXIT, Genjot MEA!

Ilustrasi MEA. Harnas.com
Ilustrasi MEA. Harnas.com
Hasil referendum yang memutuskan bahwa Inggris keluar dari Uni Eropa mendapat banyak sentimen negatif. Namun sebenarnya menurut Ad Agung Brexit ini bukanlah akhir dari ekonomi dunia.

Memang tidak mudah memberikan pandangan ini apalagi jika ditelaah lebih jauh, Brexit bisa memberikan efek domino yang signifikan, termasuk pada Indonesia. Efek ini bisa saja terjadi dalam waktu jangka panjang maupun pendek.

Namun terlepas dari dampak yang timbul di wilayah Eropa, negara-negara ASEAN sebenarnya bisa memanfaatkan momen ini. Bahkan ASEAN bisa saja bermanuver untuk menyalip Eropa dalam sistem perekonomian yang bisa menguntungkan negara-negara anggotanya.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi kuncinya. Berbeda dengan Uni Eropa, MEA bercita-cita dalam integrasi ekonomi dan keuangan tanpa serikat moneter atau integrasi politik. Justru dengan adanya kejadian Brexit ini yang membuat galau ekonomi politik UE, ASEAN bisa mendapat peluang lebih cerah.

Indonesia khususnya. Sebagai negara berkembang, kita mendapat kesempatan untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain. Dengan ini ASEAN berpeluang menjadi pelaku ekonomi yang terbesar ketujuh di dunia dengan PDB gabungan sebesar $2,4 triliun pada 2013. Jika terus berlanjut, maka ASEAn bisa menjadi yang terbesar keempat pada tahun 2050 mendatang.

5. Wajah Eropa setelah Brexit Terlihat Makin Khawatir dan Lebih Kanan

Pendukung gerakan Brexit. Kompas.com
Pendukung gerakan Brexit. Kompas.com
Kegagalan penentang Brexit membuat partai-partai kanan mulai bangun dari tidurnya. 51,9 % suara yang mendorong Inggris untuk keluar dari Uni Eropa adalah hasil yang amat sangat mepet. Namun suara ini dapat memberikan perubahan besar untuk Inggris Raya.

ACJP Cahayahati melihat bahwa seperti inilah wajah Eropa saat ini. Partai-partai kanan mulai muncul ke permukaan sebagai reaksi atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Di Jerman, partai AfD semakin banyak pemilihnya. Di Austria partai kanan FPO juga meningkat angka suaranya.

Gelombang One World yang sempat booming di era 80 dan 90-an di Eropa kini terasa kembali. Dan Eropa harus siaga untuk menutup pintu kemungkinan tersebut.

Cahayahati yang juga merupakan satu dari jutaan penduduk Eropa mengatakan bahwa ketakutan dan salah tingkah dalam menyikapi fenomena Brexit ini tidak hanya tercermin dari politikusnya, tapi dalam kegiatan serta kehidupan sehari-hari pun bisa ia rasakan. Penduduk lokal cenderung semakin hati-hati dan waspada serta semakin fanatik pada kelokalan mereka. Seperti inilah pengaruh Brexit dalam kehidupan warga penduduk Eropa. (YUD)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun