Rabu, 13 Juli kemarin secara resmi Presiden Joko Widodo melantik Tito Karnavian untuk menggantikan Badrodin Haiti yang memasuk masa pensiunnya. Secara resmi pula lah tongkat komando Korps Bhayangkara berpindah tangan.
Tito Karnavian menjadi sosok yang sarat dengan prestasi. Keberhasilan menangkap Tommy Soeharto bersama Tim Kobra yang ia pimpin melambungkan namanya.
Nama Tito semakin dikenal setelah menjadi Kapolda Metro Jaya dan kemudian menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Karena prestasinya inilah Presiden Joko Widodo kemudian menunjuknya sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Badrodin Haiti.
Sebagai sosok yang dielu-elukan, tentu saja ada banyak sekali harapan bertumpu di pundaknya. Apa saja? Inilah beberapa harapan Kompasianer untuk tugas dan jabatan baru Tito Karnavian.
1. Sanggupkah Tito Segarang Sutanto, Kapolri di Era SBY?
Rusli juga mengingat saat Sutanto memberantas bisnis judi rumahan dan pemalakan oleh ormas di Medan. Ini merupakan salah satu prestasi yang dimiliki Sutanto saat itu.
Selain itu yang paling diingat adalah ketika kasus pembobolan Bank BNI Kebayoran Baru sebesar 1,3 triliyun di 2003 silam. Bahkan petinggi Polri yang turut terlibat pun dibongkar olehnya.
Tentu saja harapan besar yang sama juga dilimpahkan pada Tito Karnavian. Sebagai sosok Polisi yang memiliki citra bersih di mata publik, diharapkan Tito juga bisa melampaui prestasi Sutanto sebagai Kapolri.
2. Reformasi Polisi di Pundak Tito, Presiden Mencari "Hoegeng" Baru
Tentu saja penunjukkan ini menjadi beban berat di pundak Tito Karnavian. Sosok Tito yang dikenal reformis dan progresif dengan segudang prestasi memunculkan harapan akan adanya reformasi di tubuh institusi.
Reformasi Polri harus digebrak secara mendalam agar institusi Polri menjadi Bhayangkara sejati dengan kinerja yang lebih baik. Reformasi kelembagaan Polri dan kulturnya harus menjadi prioritas utama. Sistem pendidikan, rekrutmen, promosi dan karir polisi harus diubah sedemikian rupa untuk menghasilkan Polisi yang bisa mengayomi masyarakat.
Dipilihnya Tito oleh Presiden patut kita dukung. Indonesia dahulu pernah memiliki seorang polisi yang dicintai karena ketagasan, kejujuran dan menjadi teladan. Hoegeng Imam Santoso adalah Polisi yang paling dicintai dan sudah selayaknya Tito Karnavian juga menjadikan ia sebagai teladan.
3. Berharap Banyak Tito Karnavian Tuntaskan Persoalan Poso
Hal inilah yang disoroti Rizal Adri. Tito Karnavian memang dikenal sebagai Polisi yang penuh dengan prestasi khususnya dalam pemberantasan terorisme. Sebagai orang yang pernah menjabat sebagai orang nomor satu di satuan Densus 88 ini maka sangat diharapkan akan bisa menyelesaikan persoalan Poso hingga ke akarnya.
Terkait masalah terorisme ini, kelompok Santoso CS masih menyebar teror dan ancaman serta memprovokasi warga Poso. Tuntutan inilah yang juga menjadi pekerjaan rumah terbesar Tito Karnavian setelah dilantik menjadi Kapolri.
4. Kapolri Baru untuk Bersihkan Samsat dari Pungli
Adalah masalah pungutan liar yang kerap terjadi di Samsat saat memberikan pelayanan. Ia menceritakan pengalamannya ketika mengurus balik nama kendaraan. Ketika itu ia dipersulit dengan adanya biaya-biaya tambahan yang harus dibayarkan dan akhirnya ia lebih memilih jasa calo karena biayanya lebih murah dan mudah.
Inilah yang membuat citra Polisi buruk di mata masyarakat. Khususnya Polantas yang selalu negatif di mata publik. Menurut Doni, penunjukkan Tito Karnavian sebagai Kapolri tentu saja memberikan angin segar akan adanya perubahan di tubuh Kepolisian. Ia berharap kedepannya pelayanan publik oelh Kepolisian bisa lebih cepat dan ramah agar Polisi bisa memperbaiki citra dan dicintai masyarakat.
5. Berharap Tito Mengganti Slot Polisi Tidur
Memang menurutnya masih banyak Polisi yang jujur, berkelas dan berhati seperti "Hoegeng", namun tidak sedikit juga POlisi yang malah menciderai institusinya sendiri. Namun tampaknya, kehadiran seorang Tito Karnavian sebagai Kapolri baru memberi harapan setinggi langit pada masyarakat.
Lalu apa hubungannya dengan polisi tidur? Menurut Fikri saat ini polisi tidur sudah tidak lagi bersahabat dan sudah kehilangan manfaatnya. Polisi tidur banyak menyebabkan motor jungkir balik dan malah merusak. Seperti layaknya Kepolisian saat ini.
Karena itu alangkah baiknya jika polisi tidur (dalam guyonan Gus Dur) dimusnahkan saja dan diambil tempatnya oleh Tito Karnavian sebagai salah satu Polisi yang jujur.
"Kalau tidak kepada Bapak, kepada siapa lagi dan kalau tidak sekarang, kapan lagi masyarakat berharp banyak pada institusi Polri," kata Fikri dalam artikelnya.
-----------
Itulah beberapa harapan yang harus diemban oleh Tito Karnavian sebagai Kapolri baru. Besar harapan masyarakat agar Tito bisa memberikan perubahan signifikan dalam segala sektor terlebih dalam internal Polri. Pekerjaan rumah yang banyak sudah menanti, tetap jaga kepercayaan masyarakat ini dan selamat bertugas Tito Karnavian. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H