Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengarang-pengarang Inilah yang Ternyata Menjadi Idola Kompasianer

9 Juni 2016   16:26 Diperbarui: 9 Juni 2016   19:33 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapardi Djoko Damono. Kompas.com

Kisah fiksi bisa membuat pembacanya hanyut dalam imajinasi. Cerita dan kisah yang tidak nyata membawa pembaca dalam khayalan, membayangkan ia terlibat di dalamnya. Cerita-cerita fiksi seolah bisa mambangunkan daya khayalan pembacanya, tak ayal novel dengan ratusan halaman pun bisa dibaca habis hanya dalam hitungan hari.

Pembaca yang sudah jatuh hati pada karya-karya sang pengarang akan selalu berburu mencari buku baru dan membaca karya-karya yang lainnya. Nama-nama penulis fiksi pun bertebaran. Baik penulis dalam maupun luar negeri.

Kompasianer juga ternyata memiliki pengarang favorit masing-masing. Dan inilah beberapa sosok pengarang yang karya-karyanya menjadi idola Kompasianer.

1. Coretan Tinta Sang Penulis

Ilustrasi Cerpen 'Seroghol' di Media Indonesia (lakonhidup.wordpress.com)
Ilustrasi Cerpen 'Seroghol' di Media Indonesia (lakonhidup.wordpress.com)
Adam Gottar Parra adalah sosok pengarang yang diidolakan oleh Kompasianer Satria Zulfikar Rasyid. Bukan tanpa alasan, menurut Satria, karya-karyanya adalah sebuah kritik sosial dengan makna filosofis yang dalam untuk direnungi pembaca.

Karya pertama dari Adam Gottar Parra adalah "Tasbih Tulang Nguk-nguk". Kisah ini menceritakan tentang seorang bernama Togog yang menemukan tulang hewan. Keinginannya yang memiliki tasbih dari tulang unta tidak dapat tercapai karena karakter Togog diceritakan tidak memiliki apa-apa.

Penemuan Togog ini menjadi harta karun dan dijadikannya sebuah tasbih. Tapi ternyata tulang itu adalah tulang babi. Kemudian ada juga beberapa cerpen karya Adam yang menjadi favorit Satria.

Sosok Adam Gottar Parra ini dikatakan oleh Satria adalah orang yang polos dalam memberikan kritikan. Bahkan Satria sendiri pernah dikritik habis-habisan oleh orang ini. Namun itu justru menjadi pelajaran untuk Satria.

Untuk Satria, sosok Adam Gottar Parra adalah pengarang yang layak untuk dijadikan panutan.

2. Masa Kecil Bersama Enid Bylton, Sudah Besar Makna Tertanam Karya Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono. Kompas.com
Sapardi Djoko Damono. Kompas.com
Enid Bylton dan Sapardi Djoko Damono, dua nama pengarang favorit Tamita Wibisono. Memang dua pengarang ini memiliki genre dan segmen tulisan yang berbeda karena masa kecil Tamita dipenuhi dengan dunia imajinasi dari novel Lima Sekawan karya Enid Blyton.

Beranjak dewasa, Tamita jatuh hati pada karya-karya Sapardi Djoko Damono. Menurutnya, novel dan puisi karya Sapardi memunculkan getaran yang mendalam ketika pilihan kata yang digunakan dalam karyanya sarat akan arti pengorbanan.

Salah satu karya yang menjadi favorit Tamita adalah puisi berjudul 'Yang Fana adalah Waktu'. Novel-novel karya Sapardi Djoko Darmono pun begitu realis. Penokohan, setting tempat dan elemen lainnya yang terasa sangat dekat dengan pembaca. Bahasa yang digunakan pun ringan, lugas namun sarat makna. Inilah alasan mengapa Tamita sangat menyukai sosok Sapardi Djoko Darmono sebagai pengarang favorit ini.

3. Kang Maman Suherman, Aku Jatuh Cinta pada Isi Gundulmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun