3 Juni waktu Amerika Serikat atau 4 Juni waktu Indonesia, salah satu legenda olah raga menutupkan mata untuk selamanya.
Dikenal sebagai "The Greatest" atau "Yang Terhebat," Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun. Ia dinyatakan meninggal akibat komplikasi penyakit parkinson yang telah lama dideritanya.
Sosok Muhammad Ali adalah sebuah fenomena. Sosok yang dikenal bermulut besar ini memiliki segudang prestasi yang tidak terbantahkan. Bukan hanya prestasi di atas ring, di luar ring pun ia menjelma menjadi fenomena dengan jiwa sosial yang tinggi.
Kini legenda itu telah berpulang, namun sosoknya masih melekat dalam ingatan penduduk dunia. Dan berikut ini adalah ingatan Kompasianer dalam mengenang sosok Muhammad Ali.
1. Muhammad Ali Wafat: “Legacy” Inspirasi Kemanusiaan dan Olahraga
Menurutnya, Muhammad Ali adalah salah satu olahragawan terbesar di dunia abad 20. Ia menginspirasi kemanusiaan dan menyuarakan hak-hak sipil di Amerika. Bahkan di Indonesia pada dekade 70 sampai 80an, pertandingan tinju Muhammad Ali menjadi tontonan yang paling ditunggu.
Bersama Martin Luther King, Ali menyuarakan penentangan perang Vietnam dengan dasar kemanusiaan. Bahkan karena suara penenatangan inilah Ali mendapat hukuman pencabutan gelar dan larangan bertanding selama 3 tahun.
Di luar ring, Ali adalah sosok yang sangat dihormati dunia. Perjuangan kemanusiaannya melampaui ketenaran perjuangannya di atas ring. Ia menjadi sosok dan simbol perdamaian.
Bahkan dalam artikelnya, Ninoy menuliskan pendapat seorang Jerry Izenberg, jurnalis dan rekan Muhammad Ali. Menurut Jerry Ali adalah sosok inspirasi seluruh dunia Barat dan Timur karena dia jujur dan otentik terhadap dunia. Ali tidak pernah membenci kelompok manapun.
2. Final BCA Indonesia Open 2016 dan Pesan Muhammad Ali
Menurut Hendro, ada kata yang sangat menarik dari Ali. Ia mengatakan, "Juara tidak dibuat di gym. Juara dibuat dari sesuatu yang mereka punya di dalam diri mereka, sebuah gairah, sebuah mimpi, sebuah visi,"