Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengintip Cerita Puasa Bulan Ramadan di Negeri Orang

6 Juni 2016   19:37 Diperbarui: 6 Juni 2016   20:31 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan kota Yazd, Iran. Nytimes.com

Puasa di bulan Ramadan adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat islam di seluruh dunia. Bulan Ramadan memang bulan yang sangat dinanti karena pahala yang berlipat ganda ketika seorang muslim melaksanakan ibadah di bulan ini.

Indonesia adalah negara dengan mayoritas pemeluk agama islam. Tentu saja sudah tidak terhitung lagi cerita tentang orang-orang yang berpuasa di sini. Namun, yang menarik adalah bagaimana ketika mereka yang beragama islam harus menunaikan ibadah puasa di negeri. Dan berikut ini adalah beberapa cerita bagaimana mereka yang melaksanakan ibadah puasa di negeri orang.

1. Ramadhanku di Manchester

Ilustrasi. Manchesterproperty.co.uk
Ilustrasi. Manchesterproperty.co.uk
Budi Waluyo adalah salah satu orang yang mendapat kesempatan untuk melaksanakan ibadah puasa ramadan di luar negeri. Dalam artikelnya, ia menceritakan ketika ramadan keduanya di kota Manchester, Inggris.

Pada awal musim panas. Jarak antara waktu imsak dengan berbuka kurang lebih 18 jam. Di musim panas, waktu siang lebih lama dari malam. Tak heran bila ada orang yang jogging pukul 9 malam karena masih terang benderang. Beda dengan musim dingin dimana shalat subuh saja jam 7 pagi.

Puasa pertama di sana dibuka dengan waktu imsak pukul 02.26 dini hari dan ditutup dengan waktu buka pukul 21.22 malam.

Di musim panas, waktu puasanya yang lama. Di musim dingin, waktu shalatnya yang sangat berdekatan. Tak jarang bila pas masuk kelas, waktu Dzuhur belum masuk, dan ketika keluar kelas sudah masuk waktu Ashar.  

Oleh sebab itu, kita patut bersyukur hidup di Indonesia karena perubahan waktu relatif stabil. Waktu shalat dan puasapun terasa hampir sama semua.

Ada hal lucu juga ketika berpuasa di Manchester. Yaitu perbedaan waktu yang bertolak belakang dengan Indonesia. Ketika masih berpuasa, di Indonesia sudah masuk jam berbuka. Tidak heran ketika Budi menuliskan status "selamat berbuka" di akun Facebooknya, di Indonesia rekan-rekannya sedang bersahur.

2. Intip "Kebudayaan Puasa" di Iran yuk...

Pemandangan kota Yazd, Iran. Nytimes.com
Pemandangan kota Yazd, Iran. Nytimes.com
Bagi Republik Islam Iran, sama halnya dengan Indonesia datangnya bulan suci Ramadhan, disambut dengan bahagia dan suka cita. Namun ada perbedaan-perbedaan yang menarik untuk dicermati dalam pelaksanaan ibadah puasa di negara ini.

Menurut Sifa Sanjurio ada beberapa hal unik dari ibadah puasa di negara ini. Pertama adalah penetapan 1 Ramadan. Tidak seperti di Indonesia yang selalu ada dua bahkan tiga atau empat pendapat tentang penetapan 1 Ramadhan, di Iran semuanya kompak, mengikuti pemerintah.

Kedua, makanan khas bulan puasa di Iran. Sama seperti Indonesia, Iran pun mempunyai makanan makanan tertentu di bulan Ramadhan. Di antara makanan khas Iran ketika bulan puasa, adalah Zulbiye, sejenis kue manis terbuat dari sagu, Halim, sejenis bubur terbuat dari gandum yang dicampur dengan daging, Osh reshte, sejenis sup dengan mie, kacang kacangan dan daging, dan lain lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun