Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Inilah Artikel Kompasianer Terpopuler di Facebook Mei 2016

2 Juni 2016   16:06 Diperbarui: 2 Juni 2016   16:24 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah Jokowi pada cover majalah Time. Sumber: Time

Buku 'Ini Budi' menurut Idris Apandi adalah sebuah karya yang fenomenal. Beliau menulis buku tersebut tanpa menerima bayaran. Beliau melakukan hal tersebut dilandasi oleh rasa cintanya terhadap pendidikan.

Dari sosok Bu Siti Rahmani, ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil. Pertama, dedikasi dan rasa cinta terhadap tugas. Bu Rahmani menjadi guru selama 40 tahun, mulai tahun 1937 dan pensiun tahun 1976.

Kedua, keihklasan. Bu Siti Rahmani menulis buku 'Ini Budi' tanpa dibayar. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan rasa cintanya terhadap pendidikan.

Ketiga, mengukir sejarah. Bu Siri Rahmani bukan guru biasa, tetapi guru luar biasa, guru istimewa, dan sosok guru inspiratif. Namanya akan ditulis dengan tinta emas dalam sejarah pendidikan di Indonesia.

Artikel ini mendapat sebanyak 509 reaksi dan 75 share di Facebook.

#Peringkat 8

Senyum Anak-anak Flores, Berat Sudah Biasa

Kompasianer Ya Yat mendapat kesempatan untuk blusukan ke pelosok Larantuka dalam rangka melihat lebih jauh potensi pariwisata tempat ini.

Tanggal 19 Mei 2016 sepulangnya kami dari Danau Asmara, Ya Yat bertemu dengan anak-anak ini. Anak-anak ini tinggal di Desa Tanjung Lebau yang belum terjamah oleh listrik dan susah air bersih. Listrik dan air, dua hal yang teramat penting bagi persendian hidup masyarakat ini masih menjadi hal yang sangat sulit di dapat.

Jalan menuju desa ini berbatu dengan sisi kanan dan kiri pepohonan lebat. Dengan keterbatasan transportasi, warga cuma bisa membawa 1-2 dirigen air ke rumahnya.

Anak-anak kecil yang mestinya menikmati dunianya dengan bermain dan belajar dengan segala fasilitas penunjang, harus menjalani hidup dengan kerasmkarena keadaan.

Seorang teman yang sering wara-wiri ke Flores dan secara kebetulan bertemu dengan saya di Kupang bilang.. Flores itu level 5 dalam tingkatan daerah di Indonesia. Kasarnya daerah ini masih minim pendapatannya.

Sulitnya air membuat beberapa orang mendirikan bisnis penjualan air. Satu galon besar air bersih dijual tiga ratus ribu rupiah. Sungguh ironis ya.. dikelilingi air berlimpah tapi hidup kekurangan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun