Pendapat tersebut dituliskan oleh Kompasianer Yon Bayu dalam artikelnya. Ia menilai dengan kebesaran diri Akom yang mundur dari putaran kedua, tentu saja Setnov tidak akan berani mengutak atik kursi ketua DPR.
Kini, di bawah kepemimpinan Setnov, menarik untuk menebak ke arah mana Golkar bergerak. Meski Munaslub telah mengikrarkan dukungan kepada pemerintah, dan ada jasa luar bisa besar LBP yang merupakan bagian dari pemerintah, tidaklah serta-merta Golkar akan terus seirama dengan pemerintah.
Setnov tentu memiliki agenda-agenda politik tersendiri. Golkar tidak perlu lagi memikirkan kepentingan partai-partai yang dulu tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) karena forum Munaslub juga sudah secara resmi menyatakan Golkar keluar dari KMP.
Bagaimana dengan Jokowi? Meski kemenangan Setnov sudah sesuai harapannya, namun ada beberapa hal yang harus menjadi catatan. Benar, Jokowi tidak perlu memperhitungkan kemungkinan Setnov akan menjadi penantangnya dalam Pilpres 2019. Tetapi bukan mustahil Setnov akan meminta imbalan yang luar biasa berat manakala Jokowi membutuhkan dukungannya.
3. Prediksi Jokowi 2 Periode, Pasca Setnov Terpilih Ketum Golkar
Mengapa? Setelah Setya Novanto terpilih  menjadi Golkar 1, dan Golkar jelas-jelas menyatakan secara resmi keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), dan menyatakan mendukung pemerintah, kekuatan Jokowi bertambah kuat.
Politik akomodasi ala Jokowi telah  berhasil mengikis kekuatan parpol oposisi yang bergandengan tangan menyatu dalam KMP. Â
Satu persatu, setelah PPP, PAN, PKS yang telah semakin dekat dengan Jokowi, kini Golkar telah sah mendukung pemerintah. KMP selama ini besar karena dukungan dari partai besar dan gemuk yaitu Golkar dan Gerindra, didukung partai menengah yaitu PAN, PPP dan PKS. Â
Golkar sebagai partai yang berpengalaman memberikan kontribusi besar untuk kejayaan KMP. Tetapi saat satu persatu parpol tersebut rontok dan mundur teratur dari KMP, kekuatan KMP nyaris habis dan mulai goyah.
Dengan kondisi seperti itu, menurut Suci, tinggal Gerindra saja yang akan memposisikan diri sebagai oposisi. Saat Gerindra sendirian atau memilih jalan sendirian dalam beroposisi, kekuatan suara Gerindra tidaklah terlalu kuat.
Meskipun masih terlau dini, tetapi jika peta politik tidak berubah, kemungkinan besar kans Jokowi menuju 2 periode semakin besar.